Hal terakhir yang tidak ingin didengar Sergio dalam hidupnya adalah kata-kata 'Hazel adalah tunangan Justin'.Dia biasa menggunakan kata-kata ini setiap hari untuk menekan hasrat dan keinginannya pada Hazel.Perlahan-lahan, dia belajar menahan diri dan bahkan belajar menyembunyikan rasa cintanya.Namun, keinginan yang tersembunyi jauh di lubuk hatinya tidak bisa dibendung.Keinginan itu tumbuh di tempat yang tak terlihat, merambat dan makin menjalar dengan liar.Pada saat Sergio menyadarinya, keinginan itu sudah tidak bisa dihentikan dan sudah menyebar memenuhi hatinya.Namun, saat itu dia tidak bisa berbuat apa-apa karena Hazel menyukai Justin dan masih menjadi tunangan Justin.Namun, untung saja Justin tidak bisa menghargai Hazel dengan baik dan Hazel akhirnya kembali kepadanya.Sejak Sergio membawa Hazel pulang, dia telah mengambil keputusan.Suatu hari nanti, dia akan mengubah identitas Hazel dari tunangan Justin menjadi istri Sergio.Erlina tidak menyangka Sergio akan menunjukkan
Setelah mendengar tuduhan Erlina, Hazel mengangkat kelopak matanya dengan ringan. "Ada aku, istrinya yang peduli kepadanya, jadi kamu nggak perlu khawatir. Kalau nggak, aku pasti akan berpikir kamu jadi orang ketiga di antara hubungan kami."Saat Hazel mengatakan itu, dia mendongak dan mengedipkan mata ke arah Sergio.Sergio menunduk dan memandangnya dengan penuh kasih sayang.Dia bahkan tidak mau melihat wanita lain.Di dalam hatinya, dari awal hingga akhir, hanya ada Hazel seorang.Namun, gadis ini masih belum menyadarinya dan tidak bisa memahami pikirannya.Meski begitu, dia tetap merasa senang karena baru kali ini Hazel berinisiatif memeluk pinggangnya.Ini merupakan kejutan yang tidak terduga bagi Sergio.Dia tidak memperhatikan tatapan mata Erlina yang sedih dan kesal, hanya meletakkan tangannya di pinggang ramping Hazel dengan sangat nyaman.Meski Hazel terlihat mungil dan langsing, dia memiliki tubuh proporsional dan bagian tubuhnya cukup berisi di beberapa bagian.Pinggangnya
Menatap mata Sergio yang penuh makna, pipi Hazel memerah. Dia memalingkan wajahnya karena malu.Bulu mata Hazel yang panjang bergerak pelan, lalu dia bertanya dengan rasa ingin tahu, "Tapi dia nangis dan kelihatan sedih banget. Apa Om nggak merasa kasihan sedikit pun?"Jangan salahkan Hazel yang berpikir seperti ini. Itu karena nada bicara Erlina dan Sergio barusan terlalu mesra.Meski Sergio dengan tegas menyatakan penolakannya, hal itu membuat pikiran Hazel makin bergerak liar.Pikiran Hazel sangat bebas, bahkan sampai curiga kalau keduanya pernah menjalin hubungan sebelumnya. Namun karena alasan tertentu, mereka tidak mengumumkan hubungan mereka ke publik.Menatap mata Hazel yang penuh pemikiran, Sergio merasa tidak berdaya sekaligus geli.Apa yang sedang dipikirkan gadis kecil ini?Dia menundukkan kepalanya dan mendekati wajah cantik Hazel.Bibir mereka hampir menempel, walaupun bergerak sedikit saja, mungkin mereka sudah berciuman.Hazel menatap kosong sosok wajah tampan di depann
Saat ini, suara air di kamar mandi tiba-tiba berhenti dan suara Sergio terdengar, "Hazel, aku nggak bawa celana dalam. Tolong ambilkan satu."Hazel tiba-tiba kembali tersadar, rona merah di wajahnya yang akhirnya memudar kini muncul kembali.Celana dalam?Siapa yang ambil pakaian ganti tanpa mengambil celana dalamnya sekalian?Menunggu cukup lama dan tidak mendengar jawaban Hazel, Sergio pun mengetuk pintu kamar mandi, "Hazel, kamu sudah tidur?"Hazel menutupi pipinya dan menjawab pelan, "Sudah tidur."Sergio tertegun sejenak, lalu terkekeh, "Hazel, jangan main-main. Kamu nggak mau 'kan aku keluar tanpa pakai baju?""Jangan! Tunggu, aku ambilkan!"Hazel panik dan segera berlari ke ruang ganti dan mengambilkan pakaian untuk Sergio.Pakaian Sergio tertata rapi dan semua barang ditempatkan sesuai jenisnya.Sangat rapi, seperti orang yang memiliki gangguan akan kerapian dan kebersihan.Sederet jas hampir semuanya berwarna hitam, laci di bawahnya berisi kacamata hitam, manset, jam tangan da
Sergio mencondongkan tubuh lebih dekat dan berkata perlahan, "Aku minum atau nggak, apa kamu nggak tahu? Hazel, aku serius."Hazel tidak berani menatap mata Sergio dan tatapannya beralih ke tubuh Sergio.Saat ini, Sergio tengah mengenakan pakaian tidur berwarna putih dengan ikat pinggang longgar.Karena tubuh Sergio sedikit condong ke depan, bagian dadanya jadi terbuka, memperlihatkan dada yang kekar dan bertenaga, serta otot perut yang tegas.Pemandangan ini terlihat sangat seksi.Sebelum ini, Hazel sudah tahu kalau Sergio memiliki tubuh yang bagus, tetapi dia tidak menyangka kalau tubuhnya akan sebagus ini.Hazel tiba-tiba merasa udara di sekitar menjadi sedikit panas. Dia tanpa sadar dia menjilat bibirnya yang kering, memaksa pandangannya untuk tidak bergerak liar.Namun, kehadiran Sergio terlalu kuat untuk diabaikan.Hazel sudah berusaha mengendalikan dirinya, tetapi matanya masih tertarik untuk menatap tubuh Sergio.Dia berusaha membuat suaranya terdengar tenang, baru menjawab, "O
Bulu mata panjang Hazel sedikit bergetar dan jantungnya berdebar kencang tak terkendali.Deg! Deg! Deg!Debarannya makin keras, seolah-olah jantungnya akan keluar pada detik berikutnya.Dia dapat dengan jelas merasakan bibir Sergio menelusuri bibirnya, mengisap, menjilat ....Sergio sangat lembut dan sabar. Seperti pemburu berpengalaman, membimbingnya Hazel hingga ciuman mereka makin dalam.Bukan seperti menjarah, malah lebih seperti menghibur.Hazel memegang erat tangan Sergio. Kegugupan serta kegelisahannya berangsur-angsur mereda karena serangkaian lembut Sergio.Tidak tahu apakah karena ruang tertutup di kamar mandi yang terlalu pengap atau karena panas yang keduanya ciptakan, lapisan kabut di kamar mandi jadi makin tebal.Ciuman itu berlangsung cukup lama. Setelah Hazel kesulitan untuk bernapas, Sergio baru melepaskannya.Melihat wajah Hazel yang semerah apel, Sergio mengerutkan bibir puas.Dia dengan lembut menelusuri bibir Hazel yang merah dan lembap dengan ujung jarinya. Sorot
Setelah Hazel pergi, Sergio bersandar di dinding kamar mandi dengan kesal, tidak lupa menyunggingkan senyum pahit.Dia terlalu impulsif.Rencana awalnya adalah bergerak perlahan dan membiarkan Hazel terbiasa dengan keberadaannya, lalu membuatnya tidak bisa meninggalkannya.Namun, reaksi Hazel terhadap Erlina hari ini terlalu menjengkelkan, yang membuatnya merasa tidak aman untuk pertama kalinya.Jadi, dia kehilangan kendali.Dia berharap Hazel tidak hanya menganggapnya sebagai pasangan hidup, tetapi juga berharap agar Hazel lebih peduli dan bisa merasa cemburu terhadapnya.Namun, Hazel sepertinya tidak peduli apakah dia menjalin hubungan dengan wanita lain.Ini benar-benar membuatnya panik ....Sergio menarik napas dalam-dalam, berusaha keras menekan rasa kesal di hatinya. Dia merapikan baju tidurnya yang berantakan, lalu berjalan keluar kamar mandi.Namun ....Saat kembali ke kamar, dia tidak melihat sosok Hazel.Sergio melihat sekeliling dan menyadari bahwa salah satu bantal di tempa
Meski pertanyaan ini terkesan cukup kejam bagi Sergio sendiri, dia tetap ingin tahu bagaimana perasaan di hati Hazel.Dia juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk menguji batasan Hazel.Kali ini, Hazel tidak langsung menjawab dan memikirkannya terlebih dahulu.Apa dia membenci ciuman itu?Jawabannya adalah tidak!Faktanya, itu adalah pertama kalinya Hazel mencium seseorang.Perasaan ini belum pernah dia rasakan sebelumnya. Meski sudah lebih dari sepuluh menit berlalu, napas Sergio masih terasa tertahan di antara bibir dan giginya.Saat mencium Sergio, pikiran Hazel menjadi kosong dan jantungnya berdebar keras tanpa bisa dikendalikan.Bahkan setiap kali memikirkan adegan itu, wajah Hazel langsung memerah dan jantungnya langsung berdebar kencang.Lagi pula, siapa yang bisa menolak ciuman dari pria yang tenang, dingin dan berwibawa seperti Sergio, yang jadi lepas kendali karena kita?Menyadari apa yang baru saja dia pikirkan, napas Hazel langsung tercekat. Dia menjadi gugup dan napasny