Terima kasih sudah membaca... Terima kasih juga yang sudah memberi dukungan (vote, komentar, dan memberi rate bintang 5) Dukung terus ya... Thank You <3 Kalau berkenan follow I6 author ya : @meowmoe21 @_meowmoe_
Aku meminta pak sopir menurunkanku di depan sebuah toko elektronik yang berjarak kurang lebih 2 kilometer dari rumahku.Ingat kalau uang yang berada di lemari pakaian mungkin tidak aman, aku membeli CCTV portable berukuran kecil yang bisa ditaruh di tempat-tempat tertutup dan tidak mencolok. CCTV itu juga sangat simpel dengan tangkapannya yang akan terhubung langsung ke ponselku selama 24 jam penuh, dan tidak repot juga dalam penginstalannya.Setelah membeli 6 CCTV portable, aku mampir ke toko pakaian khusus wanita yang berada tak jauh dari toko elektronik itu untuk mencari beberapa lingerie. Aku memilih beberapa lingerie berbahan tipis yang jauh lebih transparan dari gaun tidurku, dan yakin kalau Steven tentu akan senang melihatku memakai pakaian yang kupilih ini.“Gila. Kenapa aku malah jadi seperti ini?” Aku bergumam sambil memerhatikan kantong belanjaan di tanganku, saat akal sehatku baru saja kembali padahal aku sudah membeli semuanya —atau karena aku memang menginginkannya?Setel
Aku masih terus berusaha melepaskan diri dari Carlos sambil berteriak-teriak meminta pertolongan. Sialnya, jalan pintas ini memang sangat sepi pada jam-jam ini hingga tak ada satupun orang atau kendaraan yang melintas.“Carlos! Kau tahu kau pasti akan masuk penjara kalau aku melaporkanmu, kan?!”“Penjara? Ku rasa tidak akan sejauh itu.""A-apa?! Apa maksudmu?"Sambil menarikku pergi, Carlos tertawa terbahak-bahak."Kau pikir aku tidak tahu kalau kau sedang mengumpulkan banyak bukti untuk bisa membuatku dikeluarkan dari perusahaan?”“Bagaimana kau—”“Aku memasang CCTV portable di ruanganmu,” potong Carlos sebelum akhirnya tertawa puas.“Brengsek!”Sambil terus berteriak, aku juga berusaha menahan tubuhku di pintu mobil dengan kedua kakiku saat Carlos berusaha mendorongku paksa agar masuk ke mobilnya.Melihat usahanya gagal karena aku terus berusaha bertahan sekuat tenaga, Carlos akhirnya mengambil sebilah pisau dari balik saku jaketnya lalu mengancamku.“Masuk atau kau akan mati di sini
“Senang bertemu dengan Anda, Nyonya. Perkenalkan, saya Lintang. Saya ketua pengawal yang akan mendampingi Nyonya selama Tuan tidak berada di tempat.”Aku mengerjap-ngerjapkan kedua mataku menatap pria bernama Lintang, yang walaupun tinggi namun tubuhnya tidak terlalu besar seperti dua pria lain yang menolongku tadi, dengan bingung.Perawakan Lintang hampir mirip dengan perawakan Steven, tapi ku rasa Steven agak sedikit lebih tinggi darinya.'Wow... Apa-apaan ini? Aku tiba-tiba menjadi seorang Nyonya dan memiliki pengawal?' Hampir saja aku tertawa andai tidak melihat ekspresi serius pria bernama Lintang ini.Aku tidak langsung menanggapinya karena masih takjub, merasa seperti ada dalam sebuah film. Aku menoleh kesana-kemari, mencari tahu apa mungkin ada kamera tersembunyi yang sedang merekam kami.“Apa ini sejenis prank?” tanyaku pada Lintang. Pertanyaan yang membuatnya terlihat bingung dan menggelengkan kepala dengan cepat.“Tidak... kami tidak melakukan hal bodoh seperti itu, Nyonya.”
Franky benar-benar menungguku. Dia bahkan menunggu di depan pintu utama gedung kantor dan langsung menghampiri saat kebetulan melihatku keluar dari pintu.“Astaga...” Melihat ini, aku kembali teringat pada Carlos.'Ugh! Berasa deja vu. Setelah kupikir-pikir, dia ini agak mirip Carlos.'“Sudah ku katakan kalau kita harus bicara, kan?” ucap Franky yang sepertinya tahu kalau aku tidak menyukai kehadirannya. Aku pasti menunjukkannya dengan sangat jelas dari ekspresi wajah dan sorot mataku saat menatapnya.“Tidak harus. Bagaimana bisa menjadi harus?”“Aku mengkhawatirkanmu. Kau pasti tahu maksudku.”Aku menatapnya seraya tersenyum sinis. Dia benar, aku tahu kenapa dia sangat ingin berbicara padaku. Karena itu juga aku semakin ingin menghindarinya.“Terima kasih atas kekhawatiranmu. Tapi kau sebaiknya lebih mengkhawatirkan perasaan istrimu. Kau pikir Nayla tidak akan waswas kalau tahu suaminya berhubungan dengan mantan pacar?”“Nayla bukan orang yang berpikiran sempit. Dia tidak akan—”“Aku
Ada sedikit hal yang membuatku agak bingung dari hubungan antara Steven dan tiga rekannya yang sedang menjagaku.Menurut cerita mereka, Steven adalah komandan mereka dalam satuan pengawal pribadi —aku baru tahu kalau pengawal pribadi juga memiliki satuan.Mereka berkata bahwa mereka berada di sini karena Steven sedang bertugas mengawal bos besar mereka yang sedang melihat-lihat lahan di pedalaman hutan Kalimantan —aku masih belum memercayai yang ini.Lintang mengatakan kalau saat itu Steven sangat terburu-buru hingga tidak bisa menungguku untuk pamit dan akhirnya meminta bantuan pada Lintang dan dua bawahannya untuk menjagaku.Yang membuatku bingung adalah; untuk menjagaku dari apa? Tidak mungkin mereka ingin menjagaku dari keluarga Carlos, kan? Sedangkan mereka juga baru tahu kalau Carlos hendak mencelakaiku setelah tidak sengaja bertemu denganku di depan gang.Memikirkannya malah membuatku sakit kepala. Benar-benar hari Sabtu yang membosankan.Aku juga bingung ingin melakukan apa. Re
Aku menepi lagi lalu berjalan melewati Agus karena aku datang dengan tujuan untuk menjenguk ayahku. Jadi aku tidak ingin repot-repot meladeni ejekannya.“Kalau Kak Key sedang senang, harusnya Kakak memberi kami angpao dong?” ucap Agus lagi sambil berjalan mengitariku seperti seorang anak kecil.Aku menghentikan langkahku lagi dan menatap Sendy yang langsung menundukkan kepala saat bertemu pandang denganku.'Kalau dia saja merasa tidak nyaman dengan kelakuan suaminya ini, apalagi aku. Huh… Memangnya aku bank? Duit terus…'Aku agak kasihan dengan Sendy. Aku tahu kalau dia sering mendapat kekerasan dari Agus. Bukan hanya dengan kata-kata, juga secara fisik.Sebagai informasi, Sendy hampir tidak pernah datang berkunjung dengan menggunakan baju lengan pendek. Ia selalu datang dengan menggunakan baju lengan panjang, juga celana panjang. Terlihat jelas kalau dia tidak ingin memar-memar di tangan dan kakinya terlihat oleh orang lain. Aku tahu itu. Aku pernah tidak sengaja melihatnya saat kami
“Kau mau pergi ke mana?!” teriak Camila saat melihatku beranjak pergi meninggalkan ruang tamu menuju ruang keluarga yang menghubungkan pada beberapa kamar tidur, termasuk kamar tidur ayahku.Aku mengabaikannya, berjalan terus memasuki ruang keluarga sampai mendengar dia mengataiku ‘jalang’, barulah aku berbalik.“Oh… sekarang kau mendengarku?! Mama benar, kan? Kau pergi meninggalkan suami untuk bertigaan bersama dua pria ini? Pantas saja kau masih tidur sampai hampir tengah hari!” Camila berkata lebih bersemangat setelah melihatku berbalik karena satu kata darinya tadi. Dia mengiraku berbalik dan menatapnya marah karena apa yang dikatakannya adalah kebenaran.Dan apa yang dikatakannya setelah itu membuatku benar-benar ingin menerkamnya.“Oh… jadi benar gosip yang beredar di kantormu kalau kau belum menikah sampai hampir berusia kepala 4 karena ketagihan menjadi simpanan para pengusaha dan pejabat!”'Gosip di kantor? Kenapa bisa sampai di telinganya?'Aku melihat Bu Imah dan Nina menata
Bau busuk menyengat langsung tercium saat aku baru membuka pintu kamar ayahku. Bisa dikatakan kalau kamar ayahku benar-benar sangat suram dan menyedihkan untuk dilihat. Dengan pencahayaan redup, yang sudah sejak lama selalu kukomplain pada Camila, suasana suramnya semakin terasa nyata.Steven juga terlihat tidak suka dengan keadaan di dalam kamar. Selain remang, kamar ini juga terlihat tak terurus, kotor, dan bau. Padahal baru satu minggu saja aku tidak berada di sini karena akulah yang biasanya selalu membersihkan kamar ini.“Ayah...”Siapapun yang melihat keadaan ayahku pasti akan sedih, terutama aku sebagai anaknya. Tubuhnya lebih kurus dibandingkan saat terakhir aku bertemu dengannya 9 hari yang lalu, juga sepertinya tidak pernah mandi dalam beberapa hari belakangan.Aku juga melihat kotorannya yang sudah mengering menempel di sprei kasur bersama sisa-sisa makanan yang tidak dibersihkan.Biasanya memang aku lah yang lebih sering membersihkan tubuhnya di sore hari, juga memandikanny