20 menit kemudian, Al dan Dina sudah duduk di depan meja makan, aroma nasi Mandhi yang kental akan rempah khas arab seperti kapulaga dan jinten membuat Al tak tahan untuk segera menikmati hidangan yang disajikan istrinya."Enak banget aroma makanannya, Din. Masak apa kamu hari ini?" tanya Al."Nasi mandhi, A", Aa' cobain, ya?" ucap Dina seraya menyendokkan nasi berwarna kekuningan itu ke piring suaminya."Berasnya beda ya? Emang besar-besar gini?""Iya, A', ini namanya beras basmati, biasa dikonsumsi oleh orang-orang timur tengah, dan nasi Mandhi ini memang hidangan khas timur tengah, tepatnya berasal dari Hadramaut, Yaman. Ukurannya memang lebih besar dari beras lokal, teksturnya juga lebih enak, pulen tapi nggak lengket, Aa' cobain deh!" jawab Dina seraya menyerahkan sepiring nasi mandhi lengkap dengan ayam goreng, acar dan sambalnya."Oke, saya coba ya," ucap Al seraya menyuapkan sendok pertama dari nasi mandhi di piringnya.Beberapa saat kemudian, ekspresinya berubah jadi penuh
Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (79)Dina meletakkan sebuah lunch bag di hadapan suaminya. "Ini Aa' bawa, ya!" pinta Dina."Dua-duanya ada di sini?" tanya Al memastikan."Iya, A. Sengaja Dina jadikan satu di sini, ini juga Lunch bag-nya bisa tahan panas. Jadi biar tetap enak di makan nanti siang," jelas Dina."Oke. Terus gimana saya bisa tahu yang mana untuk saya dan yang mana untuk Reno?" tanya Al sekali lagi."Nanti Aa' akan tahu saat Aa' membuka Lunch bag-nya. Bukanya pas mau makan aja ya, biar awet hangat," jawab Dina seraya tersenyum penuh makna."Oke. Hari ini kamu kuliah?""Iya dong, A'," jawab Dina semangat."Ya sudah, buruan siap-siap! Saya ada meeting penting pagi ini," titah Al."Oke, Sayang ...," jawab Dina seraya mengecup singkat pipi suaminya kemudian segera berlalu, meninggalkan Al yang senyam-senyum sendiri bak ABG yang sedang kasmaran.Al meraba pipinya pelan, merasakan sisa hangat bekas kecupan istrinya. "Bocah itu memang paling pinter buat gue bahagia," g
"Oke, siapa takut?""Oke, kita mulai ya? Kamu tahu nggak persamaan kamu dengan mobil ini?" tanya Al membuat Dina tampak berpikir."Euummm apa, ya?" gumam Dina."Nyerah aja, lah!" sahut Al tak sabaran."Jangan dong, bukan tipe Dina tuh. Teka-teki tuh harus bisa dipecahkan!" sahut Dina percaya diri."Oke, kalau gitu buruan pecahkan! Saya kasih waktu lima detik dari sekarang. Satu ...." Al mulai berhitung."Ih, Aa', kok pakai diwaktu segala sih?" protes Dina dengan wajah bersungut, membuat Al merasa gemas ingin segera menikmati bibirnya yang mengerucut."Dua ...." Al tak menghiraukan protesan Dina."Iiiihh ... Bentar dong, A', jangan cepet-cepet ngitungnya!" Dina kembali memprotes, namun Al tetap tak menghiraukannya."Ti —.""Dina tahu!" sahut Dina cepat sebelum Al menyelesaikan hitungannya."Apa coba?""Sini jawabannya Dina bisikin," ucap Dina meminta agar suaminya mendekat."Ngapain pakai bisik-bisik sih?" gerutu Al."Ntar malu sama Pak Supri, A' ....""Udah jawab aja nggak usah malu!"
Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (80)Dear My Husband.Note berbentuk hati yang kini berada dalam genggamanmu, dia adalah utusanku untuk menyampaikan bahwa aku sungguh mencintaimu.Warna merah dari box makanan yang baru saja kau sentuh, dia mewakiliku untuk menyampaikan kobaran rindu yang terus bergejolak dalam qalbu.Ketahuilah, mungkin isi dua box itu sama, tetapi makna yang disiratkannya sungguh berbeda.Mungkin jumlah takaran dalam setiap box itu sama, tapi yang engkau perlu ketahui, makanan dalam box berbentuk hati itu benar-benar disiapkan menggunakan hati.Hati yang sama dengan hati yang selalu mencintaimu.Ia juga disiapkan menggunakan sebuah tangan yang sama dengan tangan yang selalu menyampaikan cinta untukmu melalui sentuhannya.Sedangkan di box yang lain, aku sengaja meminta bantuan Bi Ina untuk menyiapkannya. Agar kau tahu, bahwa kaulah the one and only in my heart. So, enjoy your lunch, Honey, love you!Ttd. Bocah tengilmu.Al semakin tak dapat menahan senyumny
"Lo bener, Ren! Bahkan gua ngerasa payah banget jadi suami!""Lo bisa memperbaikinya, Bro!""Nggak semudah itu, Ren!""Gua yakin lo bisa, Al!""Dina dah terlanjur kecewa sama gue, Ren!" lanjut Al membuat perhatian Reno kembali terfokus sempurna. Ia membenarkan posisi duduknya, bersiap mendengarkan curahan hati sahabatnya."Lu sama Dina ada masalah lagi?"Al menggeleng."Terus?""Masalah lama yang udah gue anggep kelar, ternyata belum kelar." Al mengucapkan kalimatnya dengan mengusap wajah. Gestur tubuhnya menunjukkan ia begitu gusar."Soal keguguran itu?" tebak Reno.Al kembali menganggukkan kepalanya."Gue nggak sengaja baca tulisan curhatannya. Dari situ gua tau semuanya. Ternyata selama ini dia sengaja menyembunyikan kesedihannya demi agar nggak bikin gue nambah beban pikiran," Al melanjutkan ceritanya dengan raut penuh sesal."Dia emang bener-bener spesial, Al!""Lo bener, tapi justru gue yang bobrok! Gue yang nggak peka, Ren. Mangakanya gue takut, kalau Dina akan berpaling ke la
Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (81)2 minggu kemudian.Hari ini Alfaro sengaja pulang kerja lebih awal, sengaja ingin menghabiskan waktu bersama dengan Dina mumpung weekend. Tetapi, bukan itu alasan yang sebenarnya. Melainkan ia begitu antusias, sebab hari ini hari terkahir Dina mensturasi, yang artinya, malam ini, ia bisa kembali mengunjungi ladangnya untuk bercocok tanam, setelah selama seminggu ia harus menahan diri.Al mengayun langkahnya cepat memasuki kamarnya. Langkahnya bersemangat seperti seorang anak kecil yang sedang mendatangi taman bermain favoritnya."Assalamualaikum." Al mengucap salam seraya membuka pintu, tampak istrinya tengah bersolek di depan meja riasnya, dengan masih mengenakan kimono mandinya dan handuk yang melilit di kepala."Waalaikumsalam," jawab Dina seraya membalikkan badannya. Menyambut suaminya dengan senyuman hangat miliknya. Dina bangkit dari tempat duduknya, kemudian berjalan menyambut suami yang masih berdiri di ambang pintu.Al yang meli
Seakan tak percaya dengan apa yang diucapkan suaminya, Dina hanya membalas pandangan suaminya dengan mulut ternganga."Kok gitu ekspresinya? Kamu nggak suka dengan keputusan saya?" tanya Al, merasa khawatir ia kembali salah dalam mengambil keputusan."Bukan seperti itu, A', hanya saja Dina masih kesulitan mencernanya. Antara percaya nggak percaya. Apa Dina salah dengar atau bagaimana," jawab Dina apa adanya."Saya serius, Addina Amalia Zahra!"Dina menghela nafas panjang."Apa Aa' yakin dengan keputusan Aa'?" tanya Dina ragu."Insya Allah saya sudah yakin. Dua bulan setengah bukan waktu yang sebentar untuk kamu menunggu saya berproses, Din. Jadi saya tidak ingin membuat kamu menunggu lebih lama lagi.""Tapi Aa' juga tidak perlu memaksakan diri, biarlah semua berjalan natural apa adanya, kita nikmati prosesnya bersama-sama. Dina tidak ingin, hal seperti yang sebelumnya akan terulang kembali hanya karena Aa' terburu-buru mengambil keputusan," jawab Dina seraya tertunduk sedih, mengingat
CINTA SATU MALAM - PESONA OM BUJANG LAPUK (82)Al mengecup lama kening istrinya sebagai ucapan terima kasih atas malam yang indah nak nikmat yang baru saja mereka lalui."Terima kasih, ya? Kamu selalu nikmat, Addina," ucap Al seraya memandang wajah istrinya yang tengah terbaring di lengannya.Dina tersenyum, "Sama-sama, Sayang. Aa' juga selalu menggairahkan," balas Dina memuji suaminya."Ya sudah, kita istirahat yuk, besok pagi saya mau ajak kamu ke suatu tempat." Al mengucapkannya seraya membelai rambut Dina."Ke mana, A'?""Ke tempat orang yang sangat spesial, besok juga kamu akan tahu. Yang terpenting sekarang kamu istirahat yang cukup, sebab besok adalah perjalanan yang melelahkan." Al menjawab dengan teka-teki, membuat Dina semakin penasaran."Ya sudah, Dina akan coba sabar menunggu sampai besok. Selamat istirahat suamiku, maaf kalau hari ini istrimu ini ada salah kata dan sikap ya?" ucap Dina mengakhiri percakapan mereka."Sama-sama. Saya juga minta maaf ya."Keduanya lalu sama-