Share

Bab 13.A

"Ga usah serakah kamu! Selama ini aku selalu transfer lima juta, masa iya sekarang minta dua puluh juta, dia itu masih anak-anak, ga mungkin kebutuhannya sebanyak itu," ucap Mas Lutfi membentak.

Ya Tuhan, ada apa lagi ini? apa maksudnya?

"Aku kasih delapan juta, pokoknya ga mau tahu harus cukup, sekarang istriku juga lagi hamil dan butuh biaya banyak, ngerti kamu!"

"Engga ada tapi-tapian!"

Sepertinya Mas Lutfi menyudahi telponnya, sementara tubuhku masih nempel di dinding.

"Eh, Ris, lagi ngapain kok berdiri di situ?"

Sial, ibu mertuaku ini ngagetin saja, aku 'kan jadi terkejut mana tubuh lagi lemes, untuk tak jatuh.

"Ehh ... eng ... engga apa-apa kok," jawabku sambil cengengesan.

"Nempel-nempel di dinding meni kos cak-cak," ujarnya sambil geleng-geleng kepala.

"Loh, Risti. Kamu ... sejak kapan di sini?" Itu Mas Lutfi yang bertanya, mungkin ia mendengar percakapan kami makanya dia ke sini.

Awas kau, Mas, akan kubrondong dengan seribu pertanyaan sebentar lagi .

"Sejak tadi, sejak Mas ne
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status