Eddie tak menjawab dan malah menutup ponselnya karena kesal. Ia tahu ucapan Fien Clark juga cuma main-main. Pada akhirnya, Fien selalu memercayakan keputusannya. Hanya saja Fien tak suka rumah pantai digunakan siapapun.
Sementara Fien Clark memikirkan sesuatu. Setidaknya ia harus bertemu gadis itu dalam waktu dekat. Tapi bagaimana ia akan mencarinya? Mencari satu dari ribuan atau bahkan jutaan manusia di kota itu?
Ini adalah hari ke- lima ia mencari Alice di setiap penjuru kota. Namun tak ada tanda-tanda yang bisa ia temui. Sementara perusahaan sudah sangat membutuhkan dirinya. Berbagai kemajuan pesat telah ia dapatkan, termasuk memperoleh banyak saham yang mengakar di perusahaan Grace.
Hal itu sedikit mengatasi kekacauan yang ia terima karena pinalti yang ia terima dari perusahaan Barenzki Rudolf karena gagal produksi. Ia bahkan akan segera mencabut kerjasama yang gagah tersebut.
"Baik, aku akan kembali dalam sepekan mendatang. Alice, tunggu aku, a
Alice terus berusaha mengingat pria yang sebenarnya adalah Fien Clark. Lalu ia mulai memejamkan matanya karena sangat lelah. Antonio tak kuasa menahan air mata di sudut matanya. Merasakan bagaimana nasib Alice yang selalu menderita.Saat itu, Fien Clark yang telah sampai di kantornya dan semakin menggila."Gara gara pekerjaan ini, aku kehilangan kesempatan menemui Alice!" gerutunya dan melempar sebuah koper ke arah Eddie.Dengan sigap Eddie menangkap lemparan Fien dan berhasil meski sedikit terhuyung. Pria itu menggelengkan kepalanya dengan kelakuan tuannya yang tak kunjung berubah."Apa anda kesurupan di pesawat, Tuan Fien. Jangan bilang anda baru melihat hantu."Fien melotot. Ia sedang tidak ingin bercanda."Coba kau pikirkan, aku mencarinya di setiap sudut kota, dan ketika muncul aku bahkan sudah tak bisa keluar dari pesawat," geramnya dengan berkali kali menggebrak meja dan meremas sisi rambut kepalanya."Aku hampir gila karena dua
Grace masih belum sepenuhnya bisa berpikir karena masih mengantuk. Akan tetapi tak lama kemudian, bibirnya terbuka dan menganga tanpa suara. Mungkinkah tadi itu adalah Fien Clark yang menghubungi Peter?"Apa maksudmu? Selingkuhan seperti apa?"Grace masih mencoba untuk membela diri."Jangan berpura-pura bodoh, Grace. Ruangan ini dilengkapi kamera pengawas yang cukup untuk melihatmu dengan berbagai macam pose. Jangan kuatir, akhir akhir ini video semacam itu banyak dijual bebas, apa kau tertarik setelah kehilangan Giant travel untuk menjual semacam itu?"Grace meremas selimut yang masih membalut tubuhnya. Ia bahkan belum sempat berganti pakaian dan hanya mengenakan lingerie tipis saja. Bulu kuduknya berdiri membayangkan apa yang telah terjadi di kamar itu bersama Peter."Kalian bersekongkol melakukan semua ini? Kenapa Fien, kenapa kau lakukan semua ini kepadaku? Kau sangat kejam Fien, apa kau tak mengerti bagaimana perasaanku menjadi istrimu yang
Fien menghubungi Eddie untuk datang ke rumah Grace sesuai dengan rencana yang telah ia jelaskan pada Eddie.Dalam dua menit beberapa lelaki bertubuh kekar telah datang memasuki kamar Grace. Mereka menyeret Grace dan membawanya masuk mobil untuk menuju suatu tempat."Apa yang kau lakukan? Bedebah! Lepaskan aku!!" teriak Grace berusaha melepaskan diri dari para lelaki suruhan Fien."Apa kalian akan membunuhku? Sialan, lepaskan aku!!" teriaknya lagi hingga orang orang itu telah berhasil membawanya ke dalam mobil.Bahkan Grace hanya mengenakan pakaian tipis nyaris tak berpakaian."Diamlah Nyonya, Tuan memintaku untuk membawa anda ke kantor polisi," kata seorang pengawal memberitahu Grace."Bedebah! Kantor polisi? Lepaskan aku, brengsek!! Ayolah, kau tahu siapa aku bukan? Aku bisa membayar kalian berlipat-lipat kalau kalian melepaskan ku, hmm?" pinta Grace memohon."Maaf Nyonya, masalahnya... Beberapa agen berita telah menunggu di gerb
"Bagaimana mungkin ini impas, kau bisa bahagia dengan Sherly dan aku? Sekarang apa maumu sehingga menghubungiku?""Tak ada, tapi aku akan segera menemuimu besok," kata Antonio dan pembicaraan mereka terputus.Antonio tersenyum tipis. Setidaknya hatinya lega karena Fien Clark masih mencintai Alice. Pria itu mengaku pernikahannya tak bahagia dengan Grace. Antonio harus memastikan bahwa Fien menggunakan video itu untuk menjerat Grace masuk penjara, untuk itu ia berencana menemui Fien Clark."Siapa yang kau hubungi, Antonio? Sepertinya sangat penting," Alice menegur Antonio setelah menutup telponnya. Gadis itu membawa secangkir kopi untuknya."Alice, apakah kau merasa mengingat sesuatu?" ujarnya sembari menerima kopi dari Alice dan menyesapnya.Alice menautkan alisnya, sepertinya dia memang seperti mengingat sesuatu. "Ya, beberapa hari yang lalu aku merasa berada di suatu tempat dimana aku memakai pakaian terbuat dari balon. Tapi anehnya pria itu adala
Grace mengepalkan tangannya meremas ujung pakaiannya. Fien telah membuat rencana untuk benar benar membuatnya hancur.Ia sangat kesal dan marah. Akan tetapi ia bahkan sudah tak sanggup mengangkat wajahnya. Pamannya Philip bahkan sempat melengos saat pertama kali melihatnya.Persidangan tersebut menjadi kasus yang menggantung. Meskipun bukti cukup kuat, hakim hanya bisa menyetujui perceraian diantara mereka.Fien tersenyum lega, bercerai dari Grace akan membebaskan hidupnya."Kau terlihat senang setelah bercerai, seolah tak terjadi apa-apa," komentar Antonio dan mengikuti Fien keluar ruangan sidang."Menurutku, kau terlalu perduli denganku. Sekarang apa lagi? Aku hanya tinggal mencari wanita yang sesuai untuk mendampingi hidupku. Sangat mungkin aku mendapatkan yang lebih cantik dari Grace. Ah ya, apa tujuanmu menemuiku. Aku cuma punya waktu lima menit untuk mengobrol denganmu."Antonio sebenarnya kesal saat Fien mengatakan akan mencari
Perlahan ia membuka kotak kecil tersebut dan mengeluarkan tiga buah foto. Foto Erick Davis saudara tirinya, foto Alice dan juga dirinya.Ia pun meletakkan foto itu berjajar di atas meja dengan meletakkan foto Alice di antara foto Erick dan dirinya."Kau pasti tak menyukai kalau aku mencintai Alice, bukan? Aku tahu, ini terlalu memalukan, ternyata kita mencintai gadis yang sama. Dia membuatku mencintai dan sekarang membuatku hampir mati. Apakah kau tahu bagaimana rasanya?" ujarnya seolah berbicara dengan Erick."Dia bahkan belum kembali kepadaku, aku yang selalu bersalah. Bersalah terhadapmu, dan juga bersalah kepadanya, apa yang harus aku lakukan?" katanya lagi."Maafkan aku yang selama ini selalu membuatmu terluka. Aku bahkan sangat merindukanmu saat ini. Kenapa aku baru menyadarinya setelah kalian berdua pergi dariku? Aku bodoh bukan?" setitik air mata menggenangi sudut kelopak matanya."Erick, aku akan mencari Alice. Aku akan mencarinya bagaiman
"Ayah, apakah itu penting?""Dia memanfaatkan kelemahanmu untuk membantu Fien Clark. Aku tahu kau tak mencintai siapapun selain Fien Clark, dan laki-laki itu hanya mengambil keuntungan darimu, apa aku salah, putriku?""Tapi ayah, dia mencintaiku," lirihnya.Felix memicingkan matanya, ia bahkan baru tahu Grace membutuhkan cinta selain Fien."Itu hanya omong kosong. Aku akan mengadakan perhitungan dengannya, berikan nomornya kepadaku," kata Felix."Tidak, jangan lakukan apapun kepadanya. Kumohon," Grace kembali berlutut di depan ayahnya."Setelah semua ini terjadi, pria tua ini tak bisa membiarkan segalanya lepas kendali. Tenangkan diri sendiri alih alih banyak mengeluh," ujarnya lalu pergi meninggalkan Grace yang masih bersimpuh.Grace tahu, kalau ayahnya tak akan berhenti mencari keberadaan Peter.*Fien Clark merayakan perceraian dengan mengunjungi ayahnya. Ia tahu Jennifer ibunya juga berada di rumah ayahnya."I
Alice sedikit was was dengan pertanyaan dokter, hatinya sungguh sakit menghadapi persalinan tanpa seorang suami. Beberapa kali ia memikirkan ia masih belum bisa menemukan jawaban sosok seperti apa pria yang bersamanya. Antonio sepertinya tahu tapi memilih untuk tidak mengatakannya.Ia menatap Antonio yang memasuki ruang dokter sendirian. Ada apa sebenarnya sehingga hanya mereka yang berbicara?Antonio duduk di hadapan dokter."Alice terlihat drop, persalinan ini akan dilakukan sesegera mungkin selama kondisi mentalnya membaik. Terlebih traumatis yang masih belum hilang sepenuhnya seharusnya ia agak sedikit tenang kali ini," ujar sang dokter menasehati.Antonio mengangguk. Ia tahu Alice mengalami tekanan yang membuatnya banyak berpikir sekarang ini. Terutama ia mendesak untuk mengetahui siapa ayah bayinya tersebut."Apa yang dokter katakan?" tanya Alice saat Antonio keluar dari ruangan dokter."Tidak ada, dokter memintaku kau menyiapkan menta