Grace mengepalkan tangannya meremas ujung pakaiannya. Fien telah membuat rencana untuk benar benar membuatnya hancur.
Ia sangat kesal dan marah. Akan tetapi ia bahkan sudah tak sanggup mengangkat wajahnya. Pamannya Philip bahkan sempat melengos saat pertama kali melihatnya.
Persidangan tersebut menjadi kasus yang menggantung. Meskipun bukti cukup kuat, hakim hanya bisa menyetujui perceraian diantara mereka.
Fien tersenyum lega, bercerai dari Grace akan membebaskan hidupnya.
"Kau terlihat senang setelah bercerai, seolah tak terjadi apa-apa," komentar Antonio dan mengikuti Fien keluar ruangan sidang.
"Menurutku, kau terlalu perduli denganku. Sekarang apa lagi? Aku hanya tinggal mencari wanita yang sesuai untuk mendampingi hidupku. Sangat mungkin aku mendapatkan yang lebih cantik dari Grace. Ah ya, apa tujuanmu menemuiku. Aku cuma punya waktu lima menit untuk mengobrol denganmu."
Antonio sebenarnya kesal saat Fien mengatakan akan mencari
Perlahan ia membuka kotak kecil tersebut dan mengeluarkan tiga buah foto. Foto Erick Davis saudara tirinya, foto Alice dan juga dirinya.Ia pun meletakkan foto itu berjajar di atas meja dengan meletakkan foto Alice di antara foto Erick dan dirinya."Kau pasti tak menyukai kalau aku mencintai Alice, bukan? Aku tahu, ini terlalu memalukan, ternyata kita mencintai gadis yang sama. Dia membuatku mencintai dan sekarang membuatku hampir mati. Apakah kau tahu bagaimana rasanya?" ujarnya seolah berbicara dengan Erick."Dia bahkan belum kembali kepadaku, aku yang selalu bersalah. Bersalah terhadapmu, dan juga bersalah kepadanya, apa yang harus aku lakukan?" katanya lagi."Maafkan aku yang selama ini selalu membuatmu terluka. Aku bahkan sangat merindukanmu saat ini. Kenapa aku baru menyadarinya setelah kalian berdua pergi dariku? Aku bodoh bukan?" setitik air mata menggenangi sudut kelopak matanya."Erick, aku akan mencari Alice. Aku akan mencarinya bagaiman
"Ayah, apakah itu penting?""Dia memanfaatkan kelemahanmu untuk membantu Fien Clark. Aku tahu kau tak mencintai siapapun selain Fien Clark, dan laki-laki itu hanya mengambil keuntungan darimu, apa aku salah, putriku?""Tapi ayah, dia mencintaiku," lirihnya.Felix memicingkan matanya, ia bahkan baru tahu Grace membutuhkan cinta selain Fien."Itu hanya omong kosong. Aku akan mengadakan perhitungan dengannya, berikan nomornya kepadaku," kata Felix."Tidak, jangan lakukan apapun kepadanya. Kumohon," Grace kembali berlutut di depan ayahnya."Setelah semua ini terjadi, pria tua ini tak bisa membiarkan segalanya lepas kendali. Tenangkan diri sendiri alih alih banyak mengeluh," ujarnya lalu pergi meninggalkan Grace yang masih bersimpuh.Grace tahu, kalau ayahnya tak akan berhenti mencari keberadaan Peter.*Fien Clark merayakan perceraian dengan mengunjungi ayahnya. Ia tahu Jennifer ibunya juga berada di rumah ayahnya."I
Alice sedikit was was dengan pertanyaan dokter, hatinya sungguh sakit menghadapi persalinan tanpa seorang suami. Beberapa kali ia memikirkan ia masih belum bisa menemukan jawaban sosok seperti apa pria yang bersamanya. Antonio sepertinya tahu tapi memilih untuk tidak mengatakannya.Ia menatap Antonio yang memasuki ruang dokter sendirian. Ada apa sebenarnya sehingga hanya mereka yang berbicara?Antonio duduk di hadapan dokter."Alice terlihat drop, persalinan ini akan dilakukan sesegera mungkin selama kondisi mentalnya membaik. Terlebih traumatis yang masih belum hilang sepenuhnya seharusnya ia agak sedikit tenang kali ini," ujar sang dokter menasehati.Antonio mengangguk. Ia tahu Alice mengalami tekanan yang membuatnya banyak berpikir sekarang ini. Terutama ia mendesak untuk mengetahui siapa ayah bayinya tersebut."Apa yang dokter katakan?" tanya Alice saat Antonio keluar dari ruangan dokter."Tidak ada, dokter memintaku kau menyiapkan menta
Kehamilan Grace membuat Peter tercengang. Ia memang berharap bisa menikahi Grace, tapi situasi yang sangat kacau ini tentu tidak menguntungkan. Mengingat, Fien akan mengajukan tuntutan pembunuhan itu.Ia segera bergegas untuk menemukan Fien Clark yang kini berada di kota lain.Sementara itu Fien Clark merasa jengah karena terlalu banyak keluyuran kesana kemari tanpa arah. Ia bahkan berada di bandara seharian atau ke tempat tempat wisata. Pikirkan yang selalu dipenuhi Alice dan Alice."Apa dia sungguh tak berada di kota ini? Tak mungkin! Aku bahkan melihatnya dua kali," gerutunya menatap jalanan pasar tradisional yang dipenuhi pengunjung wanita.Lalu ia menghubungi Eddie."Eddie, siapkan berkas tuntutan untuk Grace. Meskipun Alice tak bisa kutemukan, aku tetap akan menuntutnya," terang Fien Clark."Baik, Tuan. Ah ya, siapkan aku penerbangan dalam beberapa hari ini. Aku akan segera menyelesaikan masalah ini.""Menurutku, anda tak us
"Apa yang terjadi? Kenapa dengan Alice?""Kamu sedang menanganinya, sebaiknya Anda keluar ruangan," kata perawat tersebut dan mendorong tubuh Antonio menjauh.Antonio tak bisa melawan, bagaimanapun mereka lebih berwenang menangani Alice dengan keahlian mereka. Saat itu, Sherly tergopoh-gopoh berlarian bersama Barenzki Rudolf ayah Alice."Apa yang terjadi? Apakah bayinya sudah lahir?"Antonio mengangguk lemah."Lalu? Ada apa? Sepertinya terjadi sesuatu bukan? Ataukah ... Alice?"Antonio balas menatap Sherly dengan tatapan kosong. Ia hanya mengingat wajah Alice yang pucat pasi di pembaringan. Bahkan tenaga medis sangat panik karenanya."Hei, kenapa tak menjawab ku?" Sherly makin gusar sementara ayah Antonio hanya menonton dan wajahnya terlihat ikut cemas.Setelah satu jam kemudian, dokter telah mengijinkan mereka untuk menemui Alice dan bayinya."Dokter, apakah Alice putriku baik baik saja?" tanya Barenzki Rudolf pad
"Siapa kau sebenarnya? Lepaskan aku!" pekik Alice membuat orang orang melihatnya sangat kesal."Alice, kenapa kau begitu mudah melupakan aku? Tidakkah kau ingat bagaimana kita dahulu?" kata Fien memelas. Lalu ia menyentuh rahang Alice tapi Alice menepisnya."Pergilah, aku tak mengenalmu. Maaf," Alice berusaha untuk pergi, tapi cekalan Fien Clark semakin kuat dan justru menarik kearah pria itu dengan cepat. Sekali lagi Alice jatuh dalam pelukan Fien Clark."Sialan! Lepaskan aku! Kau pasti yang terburuk dalam hidupku dulu. Apakah kau yang telah berusaha membunuhku? Pergilah atau aku akan berteriak dan membuatmu malu?"Fien Clark tak perduli. Ia mendekap Alice dan menciumi rambut Alice yang wangi. Ia rindu aroma yang sangat ia kenal itu.Pada saat seperti itu, orang orang merasa kasihan dengan Alice dan meminta pihak kafe untuk menengahi mereka."Apa yang terjadi, Tuan. Kenapa Anda mengganggu pengunjung kami?""Sialan! Jangan ikut campur
Antonio menggendong Alex yang begitu menggemaskan. Bocah itu tertawa senang saat melihat Alice ada di depannya. Tentu saja bocah itu mencari ibunya yang sejak tadi tak kelihatan."Putramu mencarimu, kau tak kunjung kelihatan," kata Antonio kemudian, saat itu ia melihat Alice terlihat gugup. "Tapi apa yang terjadi?""Tak ada. Ayo kita pulang," ujarnya dan mengambil Alex dari gendongan Antonio.Di mobil, Alice terlihat murung tak banyak berbicara. Ia merasa tertekan dengan kondisi dirinya yang masih belum juga mengingat apapun tentang hidupnya.Sekarang ini ia sungguh membutuhkan masa lalunya demi Alex. Tak mungkin Alex lahir tanpa seorang ayah. Lalu ia membelai rambut kepala Alex dengan lembut. Sejak tadi, Alex hanya menatap mata Alice dan menyusu. Seakan bocah itu mengerti apa yang sedang Alice alami.#Fien Clark tertegun di tepian sungai. Ia tak bisa melupakan pertemuan dengan Alice yang menyebalkan. Suasana kafe dan Alice yang tak mengena
Bella memungut pakaiannya, lalu mengenakannya perlahan. Ia bisa melihat Fien Clark sama sekali tak terhibur."Bella, kau bisa minum sebanyak kau mau. Jangan khawatir dengan bayarannya. Aku akan membayar cukup pantas," ujarnya."Terimakasih, Tuan. Tapi sepertinya aku tak bisa membuatmu terhibur. Anda sangat berbeda dengan tamu yang biasa datang ke tempat ini," kata Bella lalu menuang segelas bir untuknya."Tidak, kau menghiburku. Hanya saja aku merasa kedatanganku ke kota Inis sepertinya sia sia. Dia bahkan tak mengingatku sama sekali meskipun aku adalah kekasihnya."Bella mendengarkan dengan baik ucapan Fien Clark yang sedang kecewa dan patah hati."Apakah anda yakin bahwa dia melupakan Anda, Tuan? Bahkan aku saja yang hanya sekali bertemu dengan Tuan akan sulit melupakan orang seperti Anda."Fien Clark terkekeh dengan penuturan Bella. Gadis itu ternyata cukup menghibur."Apa warna rambut aslimu?""Aku?"Fien menga