Share

Membuka Lembaran Baru

Lemah, aku menggeleng-gelengkan kepala. Semua yang ditanyakan Uta itu tidak ada yang ingin aku lakukan. Hanya satu inginku saat ini, segera pulang ke kos. Di sanalah aku bisa menemukan segala bentuk kebebasan sekaligus kemerdekaan hidup. Tanpa drama, pengkhianatan dan kejahatan. Satu lagi, serangkaian tekanan dan paksaan. 

"Oke, Hill." Uta menepuk-nepuk pundakku, melekatkan pandangan yang aku tak mengerti mengapa. Apakah dia tak percaya kalau aku memang tak ingin ke toilet, minum ataupun mengemil? Aneh! 

"Ta, kamu tahu nggak?" sederet kata tanya itu meluncur bebas dari mulutku. 

Uta mengerutkan dahi. "Nggak. Kenapa Hill, ada apa?"

Entah mengapa aku malah tertawa cekikikan. Sadar tapi tak kuasa untuk m

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status