Share

Fitnah

"Nin, maafin aku."

"Nin,anak orang, lepasin!" Mita mencoba melerai

"Denger ya, kau sudah buat celaka orang. Sekarang minta maaf sama kak Arya atau aku laporkan ke polisi," ancam Nina

"I-iya Nin, aku akan minta maaf."

"Ini hanya demi kamu, Nin. Aku takut kehilanganmu," batin Roni tersiksa

"Oke, kapan kau menemui kak Arya?"

"Besok Nin."

Nina mengangguk dan mengajak kedua sahabat pergi dari tempat itu dan menuju pasar malam.

Keesokan harinya, Arya terkejut saat dia membuka pintu rumah, ada Roni dihadapannya

"Roni, kau kesini. Ada apa?"

"Aku minta maaf sama kamu, yang nabrak kemarin itu aku. Maafkan aku."

Arya melihat dari sorot mata Roni, jika dia terpaksa. Arya hanya menggeleng kepala melihat tingkah Roni seperti itu.

"Kau menyukai Nina."

Deg

Kata- kata Arya membuat Roni menatap penuh arti

"Iya, kau tahu."

"Dari tatapanmu pada Nina, sudah terlihat."

"Baguslah kalau tahu, jadi aku tak perlu menutupinya lagi. Oh ya soal permintaan maaf ku padamu hanya demi Nina, ingat itu!"

Arya tersenyum miring karena dia tahu berhadapan dengan siapa, yang hanya seekor lalat pikirnya.

……..

Waktu berlalu, tak terasa empat bulan sudah pemimpin sementara kelompok Jason bernama Wira memegang kendali. dia semakin berkuasa atas karyawan, dia tidak segan-segan jika ada yang menggosipkannya dan dipecat sekarang juga.

"Tundukkan kepalamu," Wira membentak salah satu resepsionis yang baru dan seketika membungkuk hormat padanya

Virgo dan Mario menggelengkan kepala melihat perilaku arogan pemimpin mereka sekarang.

Setelah membaca jadwal kegiatan, Mario dan Virgo pergi ke ruang masing-masing.

Di ruangan, mereka mengobrol satu sama lain.

"Setelah bekerja, kita nongkrong, ku rasa kita sudah lama tak begitu," ujar Virgo

"Oke."

waktu menunjukkan pukul 5 sore, Virgo melihat ruang Wira masih menyala. Dia merasa tidak enak jika bos sialan itu belum keluar.

Semenit kemudian, bos sialan itu keluar dengan seorang wanita seksi. Virgo dan Mario menyaksikan boss sialan itu bertindak lebih dan sesuka hati.

Tak lama Virgo dan Mario pun pulang, mereka turun dan menuju ke kafe untuk berbicara sebentar.

"Aku lelah berpura-pura dengan lelaki tua itu, Mario."

"Apalagi aku, ingin saja menendangnya. Sampai kapan kita bisa diam seperti ini?"

"Aku juga bingung, kenapa kejahatan mereka tidak bisa dilacak dan begitu rapi?"

"Aku juga berpikir seperti itu."

"Oh ya, dimana Arkha dan om Wiliam?"

"Bukannya tua bangka itu mengatakan mereka menghilang di luar negeri."

"Tua bangka sialan! Kurasa dia dalang di balik hilangnya keluarga Jason."

"Vir, aku ada rencana. Bagaimana kalau bulan depan kita pergi ke Lily Village, kita akan menyegarkan otak sejenak."

"Oke, aku juga butuh refreshing. Mungkin setelah itu otak kita bisa berpikir."

cerss

"Nikmati hari-harimu dengan kentut tua."

"Hahahahahaha," keduanya tertawa terbahak-bahak karena hanya itu yang bisa membuat mood kembali baik

Sedang Di desa Lily, Arkha memberikan kejutan kecil di hari ulang tahun Nina yang ke-21. dia telah merencanakan untuk memberi kejutan

"Mit, An. ayo cepat! dia datang," Arya berkata kepada kedua sahabat Nina

"Baik."

Tak lama, Nina dan Ayahnya tiba di angkringan kopi di dekat rumah mereka.

"Ayah, kenapa begitu gelap?" tanya Nina pada Ayahnya tapi tak dijawab membuatnya bingung, saat dia berbalik.

Dan byarrr lampu langsung menyala, sungguh kejutan yang tak terduga bagi Nina, setelah sekian lama setelah kepergian ibunya sepuluh tahun yang lalu, ia tidak pernah merasakan kebahagiaan seperti ini.

Nina menitikkan air mata bahagia, melihat wajah tampan bernyanyi dan membawa kue berjalan menghampirinya.

"Selamat ulang tahun, Nina."

"Terima kasih, kak Arya."

Semua orang bertepuk tangan dan menyurh meniup lilin dan memotong kue. Ayah Nina dan teman-temannya saling memberi selamat secara bergantian.

"Nin, selamat ya," ucap Mita memeluk sahabatnya

"Selamat sahabatku," Ana ikut memeluk

"Terima kasih sayang."

"Putriku, selamat ulang tahun. Putri ayah telah dewasa. Aku harap kamu selalu bahagia nak," peluk Ayah pada putri tersayang

"Permisi Pak, nanti boleh saya ngobrol sebentar dengan Nina," ujar Arya

"Ya silahkan, Nak."

Acara berlangsung hanya satu jam, tak lama Semuanya pamit pulang dan sekarang tinggallah Arya dan Nina

"Nin, ikut aku."

"Kemana?"

"Kamu akan tahu nanti," Arya berkata lembut dan meraih tangan gadis cantik di depannya

Sebelum tiba, Arya sengaja menutupi mata Nina dengan kain agar dia tidak tahu di mana dia berada.

"Nah sekarang, aku buka penutup matamu."

1

2

3

"Taraaaa."

Ternyata Arya mengajak Nina ke taman kota seperti yang selalu Nina inginkan, Nina terbelalak melihat keindahan malam ini. Ia sangat terkejut dengan perlakuan Arya padanya. Sesaat Arya berlutut di depan Nina

"Kak, ada apa?"

"Dengarkan aku, Nin. Aku mencintaimu, mencintaimu dengan sepenuh hatiku. Maukah kau menikah denganku?" ucap Arya tulus sambil memegang tangan manis Nina

Nina semakin terkejut dengan pernyataan cinta Arya, apalagi membawanya ke level yang serius.

"Kak, kamu tidak bercanda kan."

"Apakah semuanya terlihat lelucon, Nin?"

Nina menggelengkan kepalanya pelan, dia hanya takut bercinta karena tahu posisinya hanya pemetik teh.

"Apa jawabanmu, Nin?"

"A-aku," Nina gugup

"Apa yang harus ku buktikan, agar kau bisa mempercayaiku."

"Aku tidak ingin apa-apa kakak."

"Jadi jawabannya."

"Aku terima, eits jangan senang dulu. Kamu harus minta restu Ayah."ucap Nina sumringah.

"Oke tuan putri, aku akan melakukannya," Arya tersenyum merasakan kebahagiaan

Mereka pun pulang ke rumah setelah setengah jam bersama, dari kejauhan tampak seseorang kesal dengan sumpah serapah di setiap adegan mereka berdua, siapa lagi jika bukan Roni. Roni sengaja mengikuti mereka berdua karena ada motif tersembunyi.

"Kalian silahkan tersenyum sepuasnya, tapi nanti bisakah kalian masih bersama?" kata Roni sambil senyum miring

Arya dan Nina sedang berjalan bergandengan tangan, tiba-tiba ada orang yang meneriaki mereka.

"Wow, lihat pasangan mesum ini."

"Hei, apa maksud kalian?"

"Hei, jangan bertingkah bodoh, kalian bukan suami istri, beraninya Kalian berdua-duaan di tempat sepi seperti ini. Apa itu namanya kalau bukan untuk berbuat mesum. Mana pegang pegangan tangan lagi," ucap seorang warga mengompori yang lain.

"Aku hanya memegang apa yang salah? dia kekasihku."

"Hey, kita nggak salah. Kita tak melakukan yang melanggar norma," seru Nina tidak terima

"Sudah-sudah. Kita bawa ke balai desa saja," seruan warga mendorong keduanya

Mereka menyeret mereka berdua ke balai desa, Arya tak melepas genggaman tangan kekasihnya sepanjang jalan.

Tak lama kemudian, kepala desa setempat datang bersama Mita, Ana dan Ayah Firman untuk menghampiri mereka di balai desa.

"Putriku," ucap Ayah Firman menghampiri Nina dan memeluknya "Apakah kalian melihat putriku tanpa pakaian dengan Arya?"

"Kalian memfitnah putriku, kalian semua jahat. Dan dengar untuk kalian semua, aku akan menikahkan mereka berdua," bentak Ayah Firman pada semua warga dan terlihat mereka menunduk

Arya dan Nina saling berpandangan, kata-kata Ayah Firman mengejutkan mereka berdua tetapi perasaan bahagia menyelimuti mereka

Tak lama kemudian warga membubarkan diri, di balik pohon pisang terlihat seorang lelaki tampan memaki kesal, ia gagal lagi untuk memisahkan Arya dan Nina dan malah membuat mereka semakin dekat.

"Sial!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status