Share

Pemimpin baru Jason group

"Dasar penjilat," batin Virgo

Virgo mengikuti Wira ke kamarnya.

"Vir, kamu santai saja di ruangan itu. Jangan ganggu aku dulu."

"Ya pak," kata Virgo membungkuk.

Ketika Virgo akan kembali ke kamar, dia bertemu Dika, mereka hanya saling menatap dan Dika pergi ke kamar ayahnya.

"Papa."

"Ada apa Dika?"

"Apakah Papa yakin bisa mengatur semua ini?"

"Kamu meragukan papamu ya, sudah sana kembali ke tempatmu."

Dika menghela napas panjang dari kamar Ayahnya.

Di ruangan yang berbeda, tepatnya di mana Virgo berada, dia menghubungi sekretarisnya untuk segera kembali ke kantor.

"Halo kak, cepat kembali ke sini."

"Ada apa, kau merindukanku ya," Kata-kata Mario membuatku bergidik."

"Tch, aku benar-benar tidak punya banyak pekerjaan. Ada masalah perusahaan di sini. Kamu harus selesaikan dengan cepat. Kamu juga perlu tahu bahwa bos favoritmu telah menghilang."

"Apa. apakah kamu sudah melacaknya."

"Memang, tapi itu tidak meninggalkan bekas. Kejahatan yang sangat rapi. Aku mencurigai seseorang. Itu sebabnya kamu sebaiknya segera kembali."

"Oke, aku akan mengatur kembali ke Singapura."

Virgo menutup telepon, dia keluar mencari keberadaan Arkha.

Di desa Lily

Hari sudah sore, Arkha dan Nina bergegas pulang, namun saat hendak kembali ada seseorang yang mendekat.

"Nina,udah mau pulang?" sapa Roni. 

"Iya Roni, Ayo, kak Arya!"

"Ayo Ron,"  ajak Arya ke Roni tetapi ia malah mendapat tatapan tajam dari Roni

"Sialan, pria itu telah berani mencuri kekasihku. Lihat saja nanti. Aku akan memberimu pelajaran," pikir Roni kesal

"Hei Ron," kata Rara, gadis cantik yang menyukai Roni sejak SMP tapi Roni lebih terpesona pada Nina.

"Apa?"

"Jawabannya biasa aja dong. Ada apa?"

"Tidak apa-apa, kamu membawa sepeda motor."

"Bawa. Kenapa?"

"Pinjam bentar."

"Baiklah, tapi kembali lagi".

"Nggak perlu takut. Di mana kuncinya?"

"Di sini," kata Rara memberikan kunci motornya

Roni nyengir penuh arti, dia mengendarai motor Rara. dari kejauhan Roni melihat Arkha dan Nina tampak bercanda di jalan, pikirannya kalut, dia juga punya rencana jahat. Motor Roni dengan sengaja menyerempet tubuh Arya dari belakang

"Aww," Arya mengerang

"Kak Arya, kamu baik-baik saja.hey berhenti," teriak Nina 

"Ya, Nin. Aku baik-baik saja."

"Ada yang tergores, Bang. Biar saya bantu." kata Nina membantu Arya sedikit pincang

Roni tersenyum puas bahwa dia bisa menyakiti Arya, dia pikir besok Arya tidak akan bekerja lagi. dia juga mengembalikan sepeda motor Rara keesokan harinya.

Sekarang Arya dan Nina ada di rumah Nina.

"Ayah, Nina sudah pulang."

"Baru pulang, Nin. Ya ampun, kenapa dengan Arya," ucap Ayah Firman melihat putrinya membantu Arya yang  berjalan dengan pincang

"Hanya luka kecil, pak."

"Benar, Nak. Nin, ambil kotak P3K."

"Ya Ayah."

Tak lama, Nina keluar dari kamar membawa kotak kesehatannya.

"Ini kak, aku akan membersihkannya dulu." kata Nina dengan susah payah merawat Arya.

Arya benar-benar terpesona oleh bidadari di depan matanya dia seperti pahlawan tanpa sayap. dia benar-benar gugup

Ayah Firman melihat tatapan Arya membuatnya tersenyum dan memilih pergi ke kamarnya.

"Nak, Arya, makan di sini nanti. kami masuk dulu."

"Baik tuan, terima kasih."

"Sudah beres kak, besok  kak istirahat  aja dulu. Nanti aku izinkan."

"Tapi Nin, aku baru saja kerja."

"Tapi kakak sedang terluka."

"Luka seperti ini untuk seorang pria tidak akan jadi masalah, yang jadi masalah, adalah ketika dikhianati. Itu sangat menyakitkan," Kata Arya sambil meletakkan tangan Nina di dadanya. Nina merasa gugup dan bergegas melepaskan cengkeraman Arya.

"K-kita makan,yuk kak," kata Nina gugup

Arya senang melihat tingkah Nina yang pemalu, tingkah lakunya pada  orang lain tidak sama saat sedang bersamanya.

Mereka duduk di meja makan, Nina juga membawakan makanan untuk Arya.

"Ini kakak."

Arya mencoba memasukkan makanan ke dalam mulutnya tetapi dia terlihat kesakitan. Nina tersenyum  lalu mencoba membantu

"Biarkan aku, menyuapi kakak."

"Tidak apa-apa, Nin."

"Tidak masalah kak."

Mereka saling menyuap, di balik tembok di ruang makan, Ayah Firman tersenyum, putrinya tampak bahagia. Tidak lama kemudian, Mita dan Ana berkunjung untuk mengajak Nina ke pasar malam

"Kita mau ajak kamu ke pasar malam, kita lama tak jalan bareng. Mau ya?" 

Tiba-tiba muncul sosok dari belakang, seorang pria tampan berjalan sedikit tertatih-tatih. Mita dan Ana terkejut ternyata Arya berada dirumah Nina.

"Kak Arya, kamu di sini," kedua cewek itu terkejut

"Nggak, hantu," cibir Nina melirik kedua sahabatnya

"Cih, aku jadi takut sama kamu," kata Ana sambil menahan tawa

"Tenang Nin, kita nggak akan goda. hahahahaha," Mita terkekeh sontak membuat pipi Nina merah merona

"Iya, kalian mau kemana terlihat rapi," ucap Arya dan duduk dikursi dekat Nina

"Kita mau jalan sama Nina, kak. Mau ikut?"

"Nggak bisa Kak Arya, tetap di sini," Nina menimpali

"Loh emang kenapa Nin, kan rame."

"Kalian tak lihat tuh kaki kak Arya."

Keduanya melongo ada perban dibalutkan ke kaki Arya

"Ini kenapa kak?"

"Itu baru saja jatuh."

"Tidak, tapi seseorang menabraknya. Tapi aku tidak asing dengan sepeda motor itu," ucap Nina menjelaskan

"Tidak perlu diperpanjang. Aku pulang dulu Nina, Mita dan Ana."

"Kak, sebaiknya di rumah saja dengan Ayah, kan di rumah nggak ada temannya. Kalau ada apa-apa gimana kak?" ucap Nina nerocos

"Cie.. ada yang diam-diam perhatian," goda Mita

"Ih apaan sih kalian, sesama manusia harus memanusiakan."

Meski dirayu Nina untuk tetap tinggal, Arya tak mau ada fitnah dia lebih memilih pulang. Merka pun akhirnya berpamitan, ketiga gadis itu mengantar Arya terlebih dahulu. 

Saat mereka berjalan menuju pasar malam, mereka tak sengaja mendengar ucapan seseorang di gubuk kecil. 

"Eh Ron, kalau Nina tahu bagaimana?" tanya salah satu teman

"Maksudmu apa Ron?" tanya Nina tiba-tiba didepan mereka membuat semua terlonjak kaget seketika berdiri

"Nin- Nina," ucap Roni gugup

"Jelaskan Ron, ada apa?"

Keempat pria itu saling pandang bingung menjelaskan, Nina gemas mereka diam tak ada yang menJawab.

"Oke, berarti kita nggak usah berteman lagi Ron, ingat itu!" bentak Nina dan mengajak kedua sahabat pergi tapi Roni mencegahnya

"Nin stop! Aku akan jelasin tapi janji kamu jangan marah."

"Tergantung."

Roni menelan ludah kasar saat gadis dia cintai berubah garang kala minta penjelasannya.

"Nin, aku minta maaf sebelumnya. Aku kemarin yang menabrak Arya," ucapnya lirih dan menunduk

Nina terkejut mendengar penjelasan Roni  sungguh dia tak menyangka jika bisa melakukan hal jahat.

"Ron, kau tak bercanda kan."

Roni menggeleng ia tak mampu berkata lagi, dia takut kehilangan gadisnya

"Gila kau ya!" bentak Nina sambil menarik kerah Roni kasar

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status