Share

Solusi (lagi)

Semua tergopoh-gopoh membopong Luna ke dalam kamar, mereka tampak khawatir, kecuali Fathir. Lelaki yang beberapa menit lalu masih perhatian dan penuh kasih sayang, kali ini tak lagi peduli. Hanya amarah dan kebencian yang terlihat dari sorot matanya. Ia sungguh kecewa besar dengan apa yang sudah dilakukan Luna padanya.

Memang benar jika kecewa levelnya jauh lebih tinggi diatas marah, terbukti dengan Fathir saat ini, bahkan tak berniat sedikit pun melihat kondisi Luna.

Ibu dengan cekatan membalur tubuh Luna dengan minyak kayu putih dan memijitnya lembut. Beliau sangat khawatir dengan kondisi Luna, teruma calon cucunya. Ningsih juga tak tinggal diam, ia mengoleskan minyak angin di hidung Luna, berbagai upaya dilakukan, namun Luna tak kunjung sadar.

Chintya menemui Fathir yang sedang duduk melamun di ruang tamu.

"Thir, sebaiknya kita bawa saja Luna ke rumah sakit, ya?" tawar Chintya dengan lembut.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rahma Nurlia
kepanjangan penutupnya makk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status