Share

ISTRI DADAKAN PRESDIR TAMPAN
ISTRI DADAKAN PRESDIR TAMPAN
Penulis: Iss_malaa

1. Pernikahan dadakan dengan pria asing

"Saya terima nikah dan kawinnya Madea Quenza Syakira binti bapak Abdul Rahman dengan maskawin tersebut dibayar tunai!!"

"Bagaimana para saksi?"

"Sah!!"

Air mata Madea atau gadis belia yang kerap disapa Dea itu mengalir begitu saja. Ia tak menyangka jika jalan hidupnya akan seperti ini, menikah dengan sosok pria asing dan yang lebih parahnya lagi pria itu duduk di kursi roda.

Namun, Dea sendiri tidak bisa berbuat sesuatu, hidupnya dan keluarganya akan terancam jika dirinya menolak pernikahan dadakan tersebut, Karena kecerobohannya yang tak sengaja menabrak seorang ibu ibu paruh baya yang berdiri ditengah jalan, hingga dirinya terjebak pernikahan kontrak dengan anak orang kaya.

Sebenarnya, Dea sudah beberapa kali menolak untuk menjadi mempelai wanita pengganti untuk putra dari ibu yang ia tabrak, namun karena sebuah ancaman itu membuat dirinya tidak bisa berbuat apa-apa, pun dengan keluarganya. Mereka semua pasrah, karena memang nama keluarga Mahendra bukan Keluarga sembarangan. Bisa bisa keluarga mereka akan selalu mendapatkan bahaya karena penolakan itu.

"Yang sabar ya nak, semua ini udah menajdi bagian dari takdir, Kamu yang sabar. Semua akan baik baik aja kok." ucap Rahman, ayah dari Dea yang hanya bisa pasrah memeluk putrinya.

Dea hanya bisa mengangguk."Iya yah, Dea yakin kok kalau Allah selalu kasih yang terbaik untuk setiap hambanya yang tidak pernah meninggalkannya."

Dea berjalan ke arah pria yang kini sudah menjadi suaminya. Menyalami tangannya dengan perasaan yang begitu gelisah.

Penghulu mengarahkan banyak petuah untuk keduanya.

Di sisi lain, Marvino lelaki yang kini sudah sah menjadi suami Dea itu hanya bisa memasang wajah datar dan benci ke arah Dea, Karena dirinya juga dikuasai amarahnya, dirinya ditinggalkan oleh calon istrinya tepat di hari pernikahannya. Ia juga membenci wanita yang telah menjadi istrinya beberapa menit yang lalu. nama yang tidak seharusnya ia sebut, wanita kampung yang bukan seleranya, membuat dirinya semakin muak dengan kehidupannya.

Pernikahan yang sudah ia gadang gadang sejak lama, namun semua sirna begitu saja. Padahal tinggal selangkahmenuju halal. Namun, takdir tidak berpihak pada dirinya. Dan wanitanya itu pergi meninggalkannya dengan memilih pria lain yang lebih sempurna.

* * * * *

Setelah acara pernikahan itu selesai, Dea masuk ke dalam sebuah kamar bersama dengan suaminya. Nampak di sana banyak yang tidak menyukai dirinya. Hanya orang tua Marvino saja yang begitu ramah dengan dirinya, tidak dengan yang lain.

Dea pun hanya bisa diam, pasrah. Ia sendiri tidak bisa berbuat banyak hal.

"Ya Allah kuatkanlah hamba ya Allah. Jika memang ini takdir yang terbaik untuk diriku, maka hamba ikhlas ya Allah."

"Heh!! Kamu!!" bentak Vino yang nampak begitu membenci istri dadakannya itu.

Mendengar suara bentakan itu membuat Dea gemetar, selama ini dirinya tidak pernah sekalipun dibentak oleh orang tuanya dan juga kakak lelakinya. Dan baru pertama kalinya ia dibentak oleh orang, dan lebih sakitnya lagi orang itu adalah suaminya sendiri. Ia pun sadar diri dengan dirinya yang memang bukan siapa siapa di sini. Hanya orang asing yang kebetulan menikah dengan anak orang kaya nomor satu di Asia tenggara.

"Iy-a, o-m, ke-na-pa?" tanya Dea dengan sudut bibir yang nampak begitu bergetar. ia juga bingung mau memanggil siapa kepada pria yang kini telah menjadi suaminya.

"Saya hanya ingin menyampaikan sesuatu sama kamu, kamu memang istri saya. Tapi, itu hanya di atas kertas saja!! Saya harap kamu tidak membantah dan melanggar peraturan yang saya buat. Saya mau menikah sama kamu dalam waktu enam bulan saja, jika pada akhirnya kamu menemukan cinta kamu sebelum tempo kontrak ini selesai, maka saya harap kamu harus membayar denda dua kali lipat. Saya harap kamu baja bersabar hingga waktunya tiba, maka kita akan bercerai dan kita baja hidup masing masing!! Dan jika kamu jatuh cinta dengan saya, maka itu bukan tanggung jawab saya!! Maka dari itu, saya harap kamu itu tidak baper!!"

Dea yang takut pun hanya mengangguk pasrah. Tak masalah jika nantinya ia akan menjadi janda di usianya yang masih muda, asal ia bisa bebas kembali dan hidup bahagia dengan keluarganya. Lagian percuma banyak harta, tapi tidak ada kehangatan di dalamnya,lagi mendapatkan perlakuan kasar dari pria yang secara hukum dan juga agama itu sudah menjadi suaminya. Ya walau pernikahan itu terpaksa, tapi kan pernikahan itu tetep sah karena memenuhi semua persyaratan persyaratannya.

"Dan saya harap jangan ada sentuhan fisik kecuali di depan Keluarga saya dan juga umum. Saya harap kamu juga tidak tidur seranjang dengan saya, karena saya muak melihat wajah kampungan kamu itu!!" ucap Vino dengan nada yang begitu dingin.

"Iya tuan, saya paham kok. Saya juga sadar diri dengan diri saya. Saya hanyalah orang asing di keluarga ini. Jadi, saya mohon jangan ingatkan diri saya!!" tegas Dea yang berusaha untuk berani dengan pria yang semana mean dengan dirinya.

Dea cukup sadar diri dengan dirinya itu siapa, hanya saja, bisakah dia itu berlaku baik dengan dirinya dan tidak merendahkannya.

Vino tersenyum remeh, seakan dirinya tidak peduli dengan perasaan wanita itu. Karena rasa sakit kepada calon istrinya membuat dirinya juga membenci semua makhluk yang namanya wanita, hanya kepada ibunya lah dirinya tetep hangat.

"Ya karena kamu itu emang pantas direndahkan." sarkasnnya lalu pergi meninggalkannya dengan mendorong kursi rodanya sendiri." Saya harap kamu tidak mengotori ranjang saya!! Tidurlah di lantai bawah!!"

Dea mematung, air matanya yang sejak tadi ia tahan kini luruh kembali. Pernikahan yang katanya itu membuat kita bahagia, namun tidak dengan dirinya.

"Kenapa sesakit ini, ya Allah? Ayah, ibu, Abang. Dea rindu sama kalian. Dea ingin sekali pulang ke rumah, tapi Dea takut. Dea takut di sini ayah, ibu."

* * * * *

Sedangkan di ruang bawah terdapat perdebatan Keluarga.

"Andin!! Kenapa kamu gegabah sih dalam memilih istri untuk anak kamu sendiri? Padahal kamu kan tau sendiri kalau di sini banyak yang jauh lebih pantas dibandingkan dengan gadis kampungan tadi!!" teriak salah satu keluarga jauh vino. Merasa tidak terima dengan keputusan Andin yang tiba tiba membawa mempelai wanita pengganti untuk putranya itu. Padahal dari keluarganya sendiri juga banyak gadis yang jauh lebih pantas dari gadis kampungan itu.

"Iya tau itu Tante, padahal aku sendiri juga bersedia kok jadi pengganti dari mantan calon istrinya mas Vano. Kenapa malah Tante bawa gadis yang Tante sendiri tidak kenal? Apa tente bisa jamin kalau wanita itu baik dan dari keluarga yang baik juga?" ucap gadis muda yang berkisar seumuran dengan Vano.

"Vano anak saya, maka dari itu saya yang berhak mengatur hidup anak saya, termasuk siapa yang akan menjadi istrinya!!" tegas Andin yang tidak suka dengan perkataan dua orang tersebut.

"Aku tau itu!! Tapi, dia itu gak ada apa-apanya di bandingkan dengan keluarga kita!!"

"Saya juga tidak peduli mau dia miskin, mau dai kaya, mau dia apa kek, itu juga bukan urusan kalian!!" dengan Andin kesal, kaku pergi meninggalkan mereka yang nampak menggerutu, yang disusul oleh suaminya Andin.

"Tuh kan mah, Tante itu sama sekali tidak mau menjadikan aku sebagai menantunya." tajuk gadis dengan memakai dress merah muda yang begitu mengekspos dirinya.

"Kamu tenang saja, sayang. Serahkan semuanya kepada mama. Yang penting kamu ahrus goda vano terus, kasih dia perhatian. Maka di akan luluh dengan sendirinya. Mamah yakin jika vano udah luluh, maka Andin yang sombong itu tidak akan pernah bisa berkutik." ucapnya tersenyum puas.

* * *

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status