Share

3. Pindah ke apartemen

Dea masih berada di dalam kamarnya, sedang mengemas barang miliknya dan milik vino. Karena hari ini, mereka akan pindah ke apartemen.

"Cepetan!! Saya gak punya banyak waktu untuk menunggumu!!" bentak Vino membuat Dea telonjak kaget.

"Iya, tuan, maaf." ucapnya tertunduk lesu, masih pagi aja udah kena bentakan. Bagaimana nanti kalau hidup di apartemen berdua. Pastinya banyak siksaan, hinaan dan sebagainya yang dia dapatkan.

Dea pun menarik dia koper besar dan mendorong kursi roda suaminya." Ingat jangan perlihatkan kalau pernikahan ini hanya manipulasi, senyum semanis mungkin." bisik vino saat mereka memasuki lift.

"Iya, tuan." angguk Dea. Ia tidak melawan juga tidak bisa membantah.

Sampai di bawah, ada orang tua Vino di sana. Nampak keduanya itu menatap sendu ke arah vino dan juga Dea. Sebenarnya mereka menginginkan keduanya untuk tinggal di sini, hanya saja vino membantah dan beralasan dirinya ingin belajar mencintai Dea. Dengan adanya mereka di apartemen memungkinkan keduanya akan cepat saling mencintai.

"

Mah, pah, kami pamit ya, kalian baik-baik ya di sini." pamit vino tulus.

"Iya nak, intinya kalian hiduplah dengan baik, dan untuk kamu Vino!! kamu harus jadi suami yang baik untuk Dea. Meski kalian belum saling mencintai, tapi perlakukan dia dengan baik!! Karena sekarang dia itu istrimu. Kamu udah menikah dengannya dan Dea udah menjadi tanggungjawabmu!! Jangan sekali kali kamu membentaknya!! Belajarlah untuk saling mengenal satu sama lain dulu." ucap Andin memberitahu kepada sang putra.

"Iya, mah. mamah bisa percaya sama Vino. Vino bakalan jadi suami yang baik untuk Dea." balasnya dengan senyuman manis penuh kepura-puraan. ' Baik dalam menyiksa dia maksudnya.'

"Mamah pegang ucapan kamu, nak." ucap Andin tegas.

Rama pun memberikan wejangan kepada putranya itu, ia sebenarnya tak yakin jika sang anak itu akan memperlakukan istrinya itu dengan baik. Ia sangat hafal dengan sikapnya. Tapi, ia juga tidak bisa memaksa, namun juga memberikan sebuah ancaman jika Vino berani menyakiti Dea, maka semua aset perusahaan akan jatuh ke tangan Dea. Vino yang tak mau berdebat pun akhirnya mengiyakan, namun di dalam lubuk hatinya menyimpan dendam dan benci yang mendalam terhadap Dea.

Sopir membawa keduanya menjauh dari halaman rumah orang tua Vino. Semakin menjauh dari sana, Dea semakin takut. Ia bisa melihat tatapan tajam dari sang suami.

'Ya Allah, aku harus gimana? Dia membenciku, aku ingin pergi dari sini. Tapi, aku tidak bisa.'jerit Dea penuh luka.

* * *

Mobil itu terparkir rapi di sebuah basecamp apartemen dijual mewah. Dea turun dan membawa koper besar. Sang sopir membantu vino mendorong kursi roda.

Sang sopir juga menawarkan diri untuk membawakan koper yang ada di tangan istri tuan mudanya itu, namun dicegah langsung oleh sang tuan muda.

Sopir itu menghela nafasnya panjang, bosnya itu memang tidak suka dibantah dan suka main perintah seenaknya. Padahal dulu, vino itudsk seperti itu.

Ting!!

Pintu lift terbuka, menampakkan sebuah unit apartemen mewah yang harganya jutaan rupiah, Dea berdecak kagum.

"Kodenya tanggal pernikahan kita!!" titahnya angkat bicara dengan malas.

Dea pun mengangguk dan langsung memasukan kode tersebut. Dea tersenyum kecut, pintunya berkode tanggal pernikahannya. Meski sebenarnya ia tau, itu pasti ditujukan untuk mantan calon istrinya.

Sang sopir itu kembali ke rumah utama. Di sini, tinggalah Dea dan juga Vino.

"Duduk di bawah!!" perintahnya dengan nada yang begitu dingin.

Dea mengangguk dan duduk di lantai. Tak masalah, karena ini bukan miliknya. Dan ia sangat sadar akan posisinya.

"Iya, tuan. ada apa?"

"Kamu tau kan kalau saya itu tidak mencintai kamu, dan saya hanya mencintai Stela, meski dia telah pergi dari hidup saya. Namun, saya akan melakukan upaya operasi supaya saya bisa jalan lagi, dan saya akan kembali mengejar cinta saya. Dan pada saat itu pula, kita akan bercerai dalam waktu enam bulan. Karena kemungkinan saya sudah bisa jalan dan mencari kekasih saya."

Dea mengangguk meski terasa sesak. Ia tidak mencintainya, tapi ia juga memiliki perasaan sakit hati karena harga dirinya selama diinjak injak oleh lelaki kaya di depannya itu, terlebih lelaki itu suami sendiri. Meski tidkd ada cinta di antar keduanya, namun mereka adalah pasangan suami-istri yang sah di mata hukum dan juga agama. Yang mana dua orang itu tidak boleh saling menyakiti.

"Dan saya meminta kamu untuk tidur di kamar sebelah, masih baik saya memberikan kamu kamar. Jadi, lakukan semua pekerjaan yang ada di sini sendirian!!"

Dea hanya bisa mengangguk." Iya, tapi saya juga mau minta izin untuk tetep mengajar di sekolah dasar tempat saya mengajar dan pergi ke toko kue saya."

"Terserah!! Yang penting kamu lakukan tugas kamu di sini dengan baik sebagai pembantu!!" Dea kembali mengangguk, walau sebenarnya hatinya merasa dongkol.

"Baik, tuan. Saya mengerti!!" ucapnya dengan menekan setiap katanya. Ini masih beberapa hari, tapi dia sudah banyak maunya, seenaknya saja.

* * *

Malam harinya, Dea menyiapkan makan malam untuk sang suami, meski nantinya akan dibuang. Tapi, apa salahnya dia mencoba menjadi istri yang baik untuk tuan muda yang tampan itu. Ya, Vino menang tampan, sangat tampan, namun kelakuannya tidak setampan paras dan juga wajahnya.

Vino sudah duduk di ruang makan, menunggu Dea mengambilkan nasinya.

"Ini, tuan. semoga cocok dan suka." ucapnya sambil memberikan satu piring untuk suaminya.

Vino menerimanya dan langsung memakannya sambil berdehem sebagai jawaban. " Kalau kamu lapar, kamu makanlah!! Tapi, jangan di sini. Saya muak lihat wajah dekil dan kampumgan seperti kamu!!" hina Vino tanpa perasaan.

Dea yang memang lapar pun langsung mengambil nasi dan lauk pauknya dan langsung pergi dari sana. Ia juga muak kali melihat wajah orang sombong dan tidak beradab seperti suaminya itu.

"Bismillahirrahmanirrahim." Dea mulai memakan nasi yang ada di tangannya.

"Mau sampai kapan gue ada di sini? Enam bulan bukan waktu yang singkat, mana di sini pengap lagi. Mewah sih mewah, tapi percuma kalau ada orang yang seenaknya saja, dan sombong itu." runtuk Dea setelah dirinya menghabiskan makan malamnya.

"Dia mau balik lagi sama mantannya kalau dia udah sembuh? Apa dia gak waras ya? Masa masih mau balik sama cewek yang sudah membuah dirinya malu dan meninggalkannya di saat hari pernikahannya dengan alasan yang aneh. Kalau gue sih ogah. Masih banyak juga cewek di sana yang cantik dan lebih baik dari wanita itu. Ya bukan gue cemburu sih, hanya saja aneh."

"Tapi, ya sudahlah!! Bukan urusan gue juga. Tapi, habis ini gue bakalan jadi janda muda dan masih perawan. Apa masih ada yang mau ya?"

* * *

Keesokan harinya, saat Dea hendak membuka pintu apartemennya, tiba tiba ada yang memencet bel apartemennya.

Dea pun langsung membukanya dan memperlihatkan seorang wanita seksi dengan makeup glamour.

"Ada apa ya?" tanya Dea berusaha sopan. Dea tau siapa wanita itu, ya wanita itu masih ada hubungan saudara dengan suami kontraknya.

"Bukan urusan lo, minggir!!" sentaknya dengan mendorong bahu Dea dengan keras.

Dea pun mendengus kesal. Memang ya satu keluarga gak ada yang waras.

Wanita itu langsung masuk dan mengahampiri Vino yang masih sarapan di meja makan.

"Hai, Vino!!" sapanya dengan suara yang mendayu dayu.

Vino tersenyum tipis menganggapi sapaan dari sepupu jauhnya itu.

"Melda? Kamu, ke sini sama siapa?" tanyanya dengan senyuman lebar.

"Emang gue gak boleh ya kalau ke apartemen sepupu gue sendiri?" ucapnya dengan nada yang dibuat cemberut." Mentang mentang yang sudah punya istri, sepupu sendiri dilupain!!"

Vino tersenyum lebar, sepupunya itu selalu manja dengan dirinya."Kamu ini ada ada aja ih, kamu kan tau sendiri siapa wanita yang kucintai."

"Hahaha iya, tapi kan dia udah pergi jauh sama pria lain. Dan kamu malah dapet yang ecek-ecekan." ucapnya dengan mengejek Dea.

Di sana ada Dea yang berdiri tak jauh dari dua orang laknat itu. Dea mendengar semua ucapan hinaan dari keduanya. Mereka menertawakan Dea, seakan Dea itu tidak ada artinya.

"Kalau gue, mending nanggung malu daripada nikah sama guru yang gajinya gak ada apa-apanya." ucap Melda.

Vino tersenyum."Maunya sih gitu, tapi lo tau sendirikan nyokap sama bokap gue? Mana pakai acara paksa segala lagi!!" kesal Vino jika dirinya mengingat hari pernikahannya yang sial itu. Niat hati ingin menikah dengan wanita pujaan hatinya, tapi malah dengan wanita asing yang hanya bekerja sebagai seorang guru yang gajinya saja hanya mampu buat beli makan sehari baginya.

"Gue, juga heran sama orang tua lo, Lo, kan kaya masa sih nikahnya sama wanita miskin macam dia. Gue, cuma takut nantinya dia bakalan ngincar harta Lo. Saran gue sih, jangan sampai lo berhubungan badan dengannya. Takut dia mengambil kesempatan dalam kesempitan." kompor Melda. Sebenarnya dia juga menyukai vino, tanpa vino sadari. Hanya saja, dia selalu diam. Dia akan menghalangi siapa saja orang yang berada di dekat Vino termasuk Stela.

"Gak akan!! Gue mana tergoda sama wanita macam dia? Penampilannya aja kaya gembel!!" cibirnya.

Melda tersenyum lebar dan menertawakan Dea yang ada di sana. 'Gue bakalan buat hubungan kalian hancur sebelum enam bulan, hanya gue yang pantes buat Vino.' batinnya memiliki rencana jahat.

"Kasian yang mau jadi istri sultan, tapi malah jadi pembantu." ejek Melda dengan senyuman remeh.

"Gak papa dong, yang penting halal!!" jawab Dea berani. " Yang penting gak nikah sama mbaknya yang jelek itu!!" sarkasnnya geram. Dia pikir, Dea lemah, nggak. Dea diam bukan berarti lemah. Lagian Dea juga ngomong fakta, Melda emang jelek, ditambah dengan makeup yang tebal itu membuatnya seperti badut.

Plak!!!

Plak!!

Tamparan dua kali mendarat begitu saja dari tangan Melda, ia merasa tidak terima dengan ucapan Dea itu. Padahal dirinya lebih kaya, lebih cantik dari Dea menurutnya. Makanya ia tidak suka dibantah dan dilawan. Maunya menang sendiri.

"Lo, pikir lo siapa? Lo tuh di sini hanya akan dijadikan babu sama dia? Ya wajar sih, kan penampilan lo emang kolot banget. Gak jalan. Istri sultan tapi kaya gembel!!" gertak Melda dengan menunjuk wajah Dea dengan jari telunjuknya marah. Dea meringis, memegangi pipinya yang merah karena bekas tamparan dari wanita di hadapannya itu.

* * *

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status