Share

Bab 36

ISTRI KEDUA AYAHKU 36

Makan pagi yang kesiangan. Sejak tadi, sepertinya tak ada yang bernafsu sarapan. Semua menunggu Huda datang. Dan kini, adikku itu duduk terpekur menghadapi piringnya, makan dengan perlahan. Dia tak mengambil hidangan yang ada di meja sendirian, hanya menunggu Bunda atau Eyang atau aku menyendokkannya ke piring, seakan dia tak punya hak. Dan yang membuatku sedih, dia bersikap seolah olah dirinya adalah orang lain di rumah ini.

"Makan yang banyak Nak, kau kurus sekali." Bunda yang duduk di hadapan Huda menegurnya, sambil menyodorkan lagi sepiring kepiting saus padang kesukaannya.

Huda hanya mengangguk. Kami makan dalam diam, namun sama sepertiku, diam diam kami memperhatikan Huda. Disamping Huda, Amira makan dalam diam, tertib pada table manner meski aku tahu pikirannya melayang. Kata kata Huda tadi pastilah berarti sesuatu baginya.

"Jadi, siapa yang memaksamu mengakui bahwa kau membunuh Mama?" Tanyaku pelan.

Kami hanya berdua, duduk di perpustakaan keluarga, usai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status