Share

PERNIKAHAN ZAIN

"Zain, sudah siap, Nak?" tanyaku dari balik pintu.

"Sebentar, Umi."

Aku dan Bang Fatur melihat Zain, ia bersiap di depan cermin. Kemeja putih pemberian Bang Fatur dengan jam tangan Hadiah dari Bang Adnan menghiasi tubuhnya.

Bang Fatur merangkul Zain,

"Jangan gugup, Zain."

"Iya, Abi."

Aku memasangkan peci di kepalanya, peci hadiah dariku dengan ukiran nama Arab di dalamnya.

"Semoga menjadi imam yang bertanggung jawab, Nak."

Aku menitikkan air mata memeluk tubuhnya.

"Jangan menangis, Umi. Umi harus bahagia bersamaku."

Aku dan Bang Fatur tersenyum dan memeluk Zain.

"Ayo kita berangkat."

Kami berjalan beriringan, Semua keluarga sudah bersiap, tapi aku tak melihat Arini bersama kami.

"Umi, di mana Arini?"

"Ada di kamar, Kinan. Ia bilang tidak enak badan jadi tidak ikut."

"Aku akan melihat Arini sebentar, Umi."

Umi Husna mengangguk mengiyakan, Bang Fatur mengikutiku menuju kamar Arini.

Aku mengetuk pintu kamar Arini.

"Assalamualaikum, Arini?"

"Walaikumsallam, sebentar Mbak."

Arini membuka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status