Share

Bertemu Lusi

Anak itu menarik napas dalam. Tapi sebelum ia menjawab angkot yang kami tunggu sudah datang lebih dulu.

Terpaksa akhirnya aku harus sabar menunggu jawabannya hingga kami sampai ke rumah.

Di rumah aku tak mau mengulur waktu, segera aku menyuruhnya duduk bersamaku di ruang tv. Dara yang sedang menonton akhirnya ikut duduk bersama kami.

"Sekarang jelaskan Lula!"

Anak itu berkedip pasrah, ia tak lagi bisa beralasan atau apapun macamnya.

"Ada apa sih? Kok tegang banget?" tanya Dara.

"Bibimu ternyata selama ini kerja."

"Apa?" Dara tersentak, "bener itu, Bi?"

Lula mengedip pasrah.

"Kenapa harus kerja? Kan uang SPP udah dilunasin sama Om Sandi, terus uang jajan juga dikasih lebih."

Lula menyender frustasi, digigitnya bibir mungil itu sedikit.

"Kalian bener-bener mau tahu ya? Dan emang penting banget ya kalian harus tahu alesannya kenapa Lula kerja?"

"Ya tentu aja Lula, masalahnya SPP dan uang jajanmu sudah Kakak tanggung, terus buat apa lagi kamu kerja?" semburku, aku mulai berang dengan jaw
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status