Share

Fitnah

Zainab sedang sibuk membuatkan susu untuk Zahira, sementara gadis kecil berpipi tembam itu di pangkuanku yang sedang duduk di sofa ruang tengah. Sejak semalam, memang aku sengaja mengajak Zainab dan Zahira menginap di rumah pribadi kami. Sedikit menjaga hati istri tercintaku itu dari Ibu yang entah kenapa sikapnya berubah kaku padanya.

Sebelumnya, kami pergi untuk memeriksakan kandungan Zainab. Alhamdulillah, sehat di usia tiga belas minggu, sudah lewat trimester pertama. Intensitas morning sickness-nya pun sudah berkurang. Wajah cantiknya juga mulai berseri lagi.

"Ini susunya, Mas." Sebotol susu untuk putriku siap dengan suhu hangat yang pas.

"Terima kasih, Mama," sahutku, lalu menempatkan ujung dot ke mulut Zahira.

"Di kulkas gak ada apa-apa, Mas. Aku gak bisa masak." Zainab duduk di sebelahku, lalu meraih remot TV dan menekan tombol ON.

"Gak apa-apa. Kita sarapan di luar saja srkalian jalan-jalan. Kamu sudah enakan, kan? Kita belum pernah liburan sejak ada Zahira."

Entah kenapa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status