Share

Ibuknya Nur

Nur mengendarai mobilnya menuju kota kelahirannya. Dia memutuskan lewat tol saja untuk menghemat waktu. Sepanjang jalan itu, Nur merasakan penyesalan yang mendalam. Beberapa kali dia pukul setir mobil Avanza itu. Nur benar-benar frustasi dan membenci dirinya sendiri.

“Kenapa aku tidak pernah bisa menolak permintaan Celo untuk berbuat dosa? Kenapa setiap kemauannya selalu aku turuti? Kenapa imanku lemah sekali?” teriak Nur dalam hati. 

Hampir saja tadi Nur membawa Celo untuk ke Pasuruan. Hampir saja tadi Nur juga goyah imannya untuk menuruti dan mengabulkan semua kemauan Celo. Dia sedang tidak ingin dekat dengan Celo. Hatinya sekarang sedang limbung dan galau. Dia sudah tidak ingin berbuat dosa lagi. Oleh karena itu, Nur tadi sesegera mungkin menyelesaikannya.

“Semoga saja Celo tidak sadar dengan perubahan ini.” batin Nur.

Ingatannya melayang pada kejadian di ruangan Celo tadi.

“Maaf Sweetheart, aku enggak

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status