Share

Bab 163: Bibit Cabe

Bab 163: Bibit Cabe

**

Maka di sinilah aku, berdiri di salah satu sudut kota kelahiranku, Surabaya. Cahaya matahari menyorotku dari arah tenggara dan menjatuhkan bayanganku di tanah kosong entah milik siapa.

Di belakangku, kebisingan tercipta dari riuh ramainya jalan raya. Aneka macam kendaraan hilir mudik dengan beragam suara mesin, klakson dan gilasan roda-rodanya di atas aspal.

Sudah pergi, namun di langit tadi ada mendung yang lumayan tebal.

Aku menatap ke kejauhan, pada gunung Penanggungan yang samar dalam warna biru tua dengan kabut putih yang menutupi puncaknya.

Gunung terdekat dari kota Surabaya yang sering ditakluki para pendaki yang ingin menikmati keindahan semesta namun hanya mempunyai waktu yang tanggung.

Ini adalah hari kedua aku berada di kota yang berjuluk Kota Pahlawan ini. Hari kedua yang aku habiskan dengan berkeliling, berjalan ke sana ke mari di daerah atau wilayah di mana dulu rumah ibuku berada.

Rumah kecil di pinggiran kota tempat segala sesuatu dari kehidupank
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status