Share

Bab 209: Bab Patah Hati

Bab 209: Bab Patah Hati

**

“Dia, dia.., mengusir kamu??” Tanya Johan emosional.

Aku tak perlu menjawab. Cukup wajahku yang masam sebagai jawaban, dan Johan pun tak perlu lagi menanyakan sesuatu tentang..,

Plok, plok, plokk..!

Johan bertepuk tangan! Apa-apaan ini?? Rutukku dalam hati. Sahabat macam apa kamu ini?? Menari di atas penderitaan orang lain!

“Maaf, maaf, Fat. Aku bertepuk tangan ini bukan untuk menertawakan kamu. Aku juga tidak memaksudkan ini sebagai.., bagaimana bunyinya? Pepatah lama yang..,”

Aku tahu pepatah lama yang ingin dimaksudkan Johan, tetapi sudah terlanjur ‘ogah’ aku menyebutkannya.

“Jujur ya, Fat. Aku bertepuk tangan ini sebagai penghormatan untuk kamu. Sebagai bentuk salut dari seorang sahabat, sebagai bentuk salut dari seorang laki-laki kepada laki-laki.”

“Maksud kamu?”

“Kamu hebat, Fat. Kamu kuat. Kamu tabah.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status