Share

Bagian 79: Mirip? Aku Benci Mengakuinya!

Suasana terasa mencekik. Detak jam di dinding terdengar seperti penghitung mundur di bom waktu. Gilang mengepalkan tangan dengan kuat. Bambang menyeringai sembari menatap lekat wajah sang cucu. Sementara Eka tetap menunjukkan raut wajah tenang dan profesional.

"Bagaimana Eka? Sanggup menerima tugas?" tantang Bambang lagi.

Gilang menggeleng pelan, seolah mengirim isyarat kepada putranya agar menolak. Namun, Eka tiba-tiba menyunggingkan seulas senyuman. Raut wajahnya memang tampak penuh hormat, tetapi pengusaha kawakan sekelas Bambang bisa mendeteksi keangkuhan di sorot mata sang cucu.

"Tentu saja, saya akan menerimanya, Pak," sahut Eka pada akhirnya.

Bambang tersenyum puas. Namun, Gilang tentu tidak terima. Wajahnya berubah pucat. Dia tanpa sadar mengguncang-guncangkan tubuh Eka.

"Eka, tunggu dulu! Kamu jangan mengambil keputusan terburu-buru! Pikirkan dengan kepala dingin!" cecarnya dengan mata melotot.

Eka menyeringai. Gilang menelan ludah.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status