Share

Bab 43. Terikut Sibuk

Sambil menatap dengan penglihatan yang masih buram aku bertanya, "Memang Dek Arif kenapa?"

Mas Farhan tersenyum, kemudian menangkup tanganku. "Alhamdulillah. Istriku ini, walaupun kesal ternyata masih penuh rasa sayang kepada keluarganya."

"Dek Arif kenapa, Mas?!" tanyaku sekali lagi, ingin menjawab rasa penasaran yang tadi tertunda.

Mas Farhan menghela napas sebelum cerita, seakan mencari kata yang tepat untuk memulainya. "Dek Arif sekarang sudah stabil, begitu juga istrinya. Mereka mengalami kecelakaan mobil."

"Ya, Allah. Trus?!" teriakku dengan mata membulat sempurna. Berita tentang kecelakaan selalu membuat kaget.

"Untungnya Mama dan si kecil tidak ikut. Mungkin karena ini, Mama panik. Di kota besar yang tidak ada sanak saudara." Memang, Mamaku itu gampang panikan. Aku tidak membayangkan keadaannya sekarang, anak yang diagung-agungkan mengalami kecelakaan.

"Keluarganya Dewi banyak, di sana," celetukku masih menyisakan kesal di hati. Hati jahatku masih mengutarakan kekesalan, 'Kala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status