Share

Bab 44. Melepas Kangen

Malam berjalan seperti melambat, mengejek aku yang merindu suami padahal hanya ditinggal beberapa hari. Tidak bisa aku bayangkan kalau Mas Farhan bekerja di luar kota dan memaksa kami berpisah berhari-hari, atau malah hitungan bulan.

Aku menatap layar ponsel, terlihat wajah Mas Farhan yang tertidur lelap. Mata ini memindahi mata, hidup, bibir, dan rahang yang sudah melekat erat di ingatan. Memberikan candu dan ikatan, memaksa mata, hati dan pikiran ini hanya tertuju kepadanya. Bibir suamiku masih menyungging senyum sisa dari perbincangan kami ini. Video call penawar rindu ini berakhir dengan dengkuran halus darinya.

"Di kota besar perempuannya cantik-cantik, modis, dan banyak yang terlihat sexy, kan? Ngaku saja, sibuk di sana sambil cuci mata. Sibuk mondar-mandir, satu dua lebih tujuan terlampaui," ucapku tadi melemparkan tuduhan yang biasanya dilakukan laki-laki.

Bisa aku banyangkan, di kota besar semua berlomba menunjukkan kelebihan, tentunya dengan penampian yang maksimal. Apala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status