Share

Bab. 7 - menindih tubuh seksi Bosku!

"Reyna, cepat kemari." panggil Andreas dengan wajah memerah.

Reyna yang mau beristirahat akhirnya menghampiri bosnya dengan keadaan lelah. “Ada yang bisa saya bantu lagi, Pak Andreas?” tanya Reyna pada bosnya yang bukannya menjawab pertanyaannya, malah menarik tangannya hingga tubuh Reyna jatuh tepat di dada bosnya.

Reyna terkejut dan hendak bangun menghindari Andreas namun pria itu tak membiarkannya pergi dengan mudah. “Kamu mau kemana, tidur bareng saya saja malam ini,” ujar Andreas membuat Reyna kebingungan malam itu.

Reyna melirik sekilas wajah Andreas yang memerah. “Mulut Pak Andreas kok bisa bau alkohol?” tanya Reyna yang kebingungan karena sedari tadi bosnya berada di dekatnya seharian.

“Panas sekali,” ujar Andreas membuat Reyna mencoba untuk melepaskan diri dari pelukan bosnya namun terasa tetap saja sulit.

Andreas terdengar bergumam terus sedari tadi. “Tolong lepaskan pelukan Bapak,” ucapReyna yang tak ingin Andreas nanti menyesal di pagi harinya.

Andreas tak berhenti melenguh panas sehingga Reyna yang kasihan segera mengambil tindakan dengan membuka beberapa kancing kemeja Andreas sebisa yang ia jangkau.

Sudah dibantu Reyna sebisa mungkin, Andreas bukannya melepas pelukannya malah semakin mengeratkan pelukannya. Sedangkan Reyna yang sedari tadi menguap karena mengantuk akhirnya terjatuh tidur dalam pelukan suami kontraknya.

Hingga pagi tiba, Andreas seakan disadarkan oleh cahaya matahari yang sukses menelusup dari luar jendela ke dalam kamarnya. Sepertinya tadi malam Reyna lupa menutup jendela kamar sehingga hal ini bisa terjadi.

Andreas yang baru sadar dari tidurnya dibuat terkejut dengan penampakan Reyna yang kini berada di sampingnya, padahal ia ingat persis meminta Reyna tidur di sofa.

“Jangan bilang dia diam-diam menyukaiku, lalu mencoba menyerangku tadi malam?” gumam Andreas dengan ingatan yang samar-samar mulai diingatnya.

Dimulai dari Andreas yang tengah menunggu Reyna memesan kamar hotel, lalu ia dihampiri oleh seorang pria muda yang menawarinya sebuah sampel alkohol di dalam gelas.

Andreas sempat menolaknya namun karena tangan kananya sakit ia jadi membiarkan anak tersebut menyuapinya dengan segelas kecil alkohol yang rasanya sangat pahit itu.

Setelah itu Reyna memanggilnya untuk membayar tagihan hotel sampai mereka masuk ke dalam kamar. Reyna menawari dirinya sendiri untuk tidur di sofa sedangkan dia di atas kasur dan Andreas menyetujuinya dengan senang hati.

“Setelah itu, kenapa dia bisa tidur di dalam pelukanku?” gumam Andreas.

Tubuh Reyna perlahan bergerak, melihat potensi wanita itu yang mungkin akan segera bangun dari tidurnya Andreas nampak kembali memejamkan matanya.

Dan betul saja, Reyna perlahan membuka matanya dan menyadari bahwa dirinya ternyata masih ada di atas kasur bersama bosnya. “Aku harus bangun sebelum dimarahi. Walaupun dia adalah satu-satunya orang yang menyeretku kemari dan memeluk tubuhku,” ujar Reyna sembari bangkit berdiri dari tubuh bosnya dan berpindah posisi tidur ke atas sofa.

Andreas membuka perlahan matanya saat memastikan bahwa Reyna telah menjauh darinya dan kembali tidur di tempat berbeda.

Andreas berjalan perlahan menuju ke arah Reyna yang tertidur. “Bisa-bisanya dia tidur lagi,” gumam Andreas tepat di depan wajah sekretarisnya.

Melihat bawah mata Reyna yang menghitam, Amdreas mengurungkan niatnya yang hendak membangunkan wanita itu dari tidurnya. “Aku akan membiarkannya untuk kali ini saja.” ucap Andreas yang nampaknya tak sadar bahwa sedari tadi dirinya memperhatikan tiap detail bentuk wajah Reyna.

“Hidungnya ternyata tidak semancung itu namun ternyata bulu matanya lebih panjang jika melihatnya dari dekat,” gumam Andreas yang beberapa detik setelahnya pria itu menampar pipinya sendiri.

“Kamu pasti sudah gila!” Ujar Andreas yang segera berdiri lalu memutar balik tubuhnya.

Pria itu merasa dirinya sudah tidak waras lagi semenjak penandatangan kontrak pernikahan yang dilakukannya kemarin. “Ini seperti bukan diriku,” gumam Andreas yang masih mencoba untuk sadar.

“Mungkin karena pernikahan ini berbasis bisnis, sedangkan aku selalu bekerja keras untuk membuat bisnisku berhasil dan berjalan dengan baik. Pasti itu alasannya,” ucap Andreas seakan menjawab pertanyaannya di kepalanya sendiri.

Andreas tertawa sendiri ketika merasa bahwa pemikirannya pasti seratus persen benar.

Pria itu kembali menoleh ke arah Reyna yang masih tertidur, sampai sebuah suara terdengar dari mulut wanita itu. Andreas yang penasaran apa yang sedang dikatakan Reyna nampaknya kembali mendekat.

Andreas berjongkok menghadap wajah sekretarisnya dan mendekatkan telinganya ke bibir wanita itu. “Kenapa suaranya kecil sekali,” pikir Andreas yang masih mencoba mendengarnya.

“Air, aku mau minum air.” ucap Reyna pada Andreas yang hendak berpindah tempat menjadi tak sengaja mencium bibirnya.

Setelah lima menit otak Andreas ngelag, pria itu segera menarik tubuhnya ke belakang hingga pungungnya menabrak pinggiran meja kayu.

“Aaaanghhh…ssshhh,” lenguh Andreas yang nampaknya kesakitan.

Reyna yang tidur nyenyak sedari tadi jadi terbangun karena suara lenguhan kesakitan bosnya. “Pak Andreas, apa tangan Bapak terluka lagi?” tanya Reyna panik, wanita itu bahkan langsung bangkit dari sofa dan duduk tepat di hadapan Andreas.

Reyna mengambil tangan kanan bosnya yang masih terbalut perban putih disana lalu meniupnya, sedangkan Andreas yang melihat adegan tersebut secara langsung dengan matanya terlihat salah tingkah dibuat Reyna.

“Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Reyna dengan nada khawatir.

Andreas menggelengkan kepalanya lalu menarik tangannya dari tangan Reyna. “Bukan tangan saya, tapi punggung saya yang baru saja terbentur meja,” ujar Andreas membuat Reyna yang mendengar itu segera membantu bosnya untuk duduk di atas kasur.

“Coba bapak tidur tengkurap,” Pinta Reyna.

Andreas menurutinya tanpa bercakap lebih, dari sana pria itu tahu bahwa Reyna hendak memijat punggungnya. “Ah,” lenguh Andreas saat tangan Reyna mulai menyentuh punggungnya.

“Kenapa punggung Bapak bisa sampai terpentok meja, bukankah jarak kasur dengan meja kayu ini terlalu jauh?” tanya Reyna.

“Saya tidak tahu,” ucap Andreas yang biasanya selalu berkata jujur sesuai dengan apa yang ia kerjakan kini jadi seakan tak bisa bicara yang sebenarnya.

Reyna menganggukan kepalanya mencoba untuk mengerti sikap bosnya yang memang selalu diluar nalarnya. “Apa kamu harus menindih punggung saya dengan tubuhmu yang berat ini?” tanya Andreas pada Reyna yang baru sadar bahwa sedari tadi ia menduduki bokong bosnya.

“Ah, saya minta maaf.” ujar Reyna yang segera bangkit dari sana.

Sedangkan Andreas segera bangun dari pergi ke dalam kamar mandi tanpa sepatah katapun. “Pak Andreas, apa membutuhkan bantuan saya? ingat kalau tangan kanan Bapak tidak boleh terkena air,” ujar Reyna dari luar pintu kamar mandi.

Andreas yang berada di dalam kamar mandi merasa kebingungan sendiri, masalahnya ada sesuatu yang ia tak rencanakan sebelumnya terjadi begitu saja.

Pria itu menoleh ke bawah, memperhatikan batangnya yang sepertinya mengeras. “Bisa-bisanya dengan percaya diri dia menawari bantuan,” gumam Andreas menahan kesalnya pada Reyna yang telah membuatnya seperti ini.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Hawaliah
lanjut kan ceritanya.
goodnovel comment avatar
Hermansyah roga
lanjut lagi dong
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status