Share

Bab 17. Suara Hati

"Sanggup," jawab Salma.

"Maaf, Capa nggak bermaksud bikin kamu dan Cimes sakit hati. Ada teman lama yang membuat jengkel, entar deh Capa cerita lengkapnya," ungkap Fariz dengan kebohongan.

"Ya sudah, istirahat aja dulu! Cama udah siapin baju gantinya. Nak, kita ke ruang lain, yuk!" Salma menarik tangan putrinya.

Sudah pasti, Fariz punya hal lain yang belum diungkapkan. Salma membiarkan saja, tidak mendesak suaminya supaya mau bercerita. Mertuanya sudah mendingan dan lumayan pulih, itu sudah cukup untuknya saat itu. Perasaan Salma baru saja sedikit terobati, setelah terhempas dalam lautan api yang tidak hanya satu hari.

"Cimes jangan cemberut dong!" pinta Fariz.

"Cimes Mika gak boleh begitu, ya! Nanti main sama Daddy." Salma menatap putrinya.

"Sini, peluk dulu!" Fariz menadahkan tangannya.

"Nggak-nggak! Maunya main sekarang!" gertak Mika.

Salma hampir saja terjatuh karena Cimes Mika geraknya tidak beraturan. Fariz segera menepis rasa penatnya dan mengambil putrinya itu dari gend
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status