Share

Bab 77. Pamukkale

"Mau baju tiga dan warnanya pink, Onty," jawab Asma.

"Oke Asma, Onty pasti beliin kok. Tapi sekarang harus,"

"Tidur, yeee baju pink. Baiklah Onty, Asma mau tidur," jawabnya penuh semangat.

"Naisa kenapa? Rindu ya? Sabar Sayang, di rumah sama Oma dulu."

"Iya Nais, Daddy senengin Ummah dulu di sini. Biar lebih semangat lagi entar kalau udah pulang," ucap Fariz.

Naisa tersenyum dan berceloteh. Membuat mereka juga semakin rindu dengan Naisa juga yang lain. Namun, perlahan Naisa menangis dan seperti ingin bilang kalau dia ingin ikut.

Salma mulai menerka-nerka keadaan tersebut. Wajah Naisa khas sekali seperti bayi bule Turki. Salma jadi berpikir apa ia ada kontak batin dengan ayahnya yang siapa tahu orang Turki.

"Capa, apa Naisa kontak batin ya ingin ikut kita karena ayahnya di sini?" tanya Salma.

"Hahaha …" tawa Fariz.

"Kok malah ketawa sih." Salma heran.

"Ngawur kamu Sayang, ya Naisa menangis tuh karena ingin bersama kita, kamu kejauhan deh mikirnya,"

"Eh, ini gak ngawur. Asli,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status