Share

Bab 80. Bersandar

"Ouw itu, itu tuh masuk pelajaran nahwu kalau di pesantren."

"Yah, Cama kalau menjelaskan jangan pucuknya doang. Mana Capa bisa paham? Capa belum belajar seperti itu, Cama," gemas Fariz.

"Hehe … iya. Mudhof itu yang bersandar, kalau mudhof ilaih yang disandari. Kebetulan, hal tersebut mirip dengan kita yang bicarain sandar menyandar tadi. Mudhof itu pula ada ketentuan supaya bisa menyandar ke mudhof ilaih. Sama dengan kita, Cama itu kalau menyandar ke Capa juga punya ketentuan," jelas Salma.

"Emang apa ketentuannya untuk kamu?"

"Cama sudah sah menjadi istri Capa, itulah ketentuannya. Kalau belum nikah, gak bisa asal menyandar aja. Sama dengan mudhof, kalau belum memenuhi ketentuan, juga tidak bisa menyandar ke mudhof ilaih. Jikalau ketentuan gak dipenuhi dan tetap saja menyandar, ya salah kaprah jadinya,"

"Ooo begitu, Capa lumayan menyesal dulu di pesantren cuma lima hari doang. Eh, tapi kan kamu sudah sah, berarti benar kan apa yang Capa bilang? Cama bebas kapan pun bersandar ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status