Share

Bab 88. Lapar di Malam Hari

"Idiih, berdua? Gak bisa! Seharian penuh Capa, biar semakin sejuk, ya Hunaisa obatnya," jawab Salma.

"Sayang, bukannya kamu udah adem ya? Entar kalau kedinginan masuk angin," ledek Fariz.

"Ya gak bakal masuk angin kalau dianya peka, tidak membiarkan anginnya masuk. Dan, Hunaisa bukan angin, buruan dong! Kalau udah tidur angkat pelan-pelan."

Salma tetap bersikeras ingin Hunaisa tidur bersamanya. Fariz pun menelpon pengurus panti. Selain malam itu Fariz ingin tidur berdua saja, tapi ia rasa, kasihan kalau Hunaisa terbangun dalam tidur nyenyaknya.

"Nggak, Capa nggak akan turutin. Kasihan sudah tidur pulas. Capa sekarang lapar, buatin nasi goreng dong," pinta Fariz.

"Iya juga ya. Nasi goreng? Ya udah deh, tapi temenin!" Salma segera ke dapur.

Mereka memasak bersama di malam hari tersebut. Salma juga kepincut untuk ikut makan. Suara gaduh mereka membangunkan Reca yang juga mencium bau sedap itu, jadi tertarik untuk ikut makan.

Karena kamar Reca lumayan dekat dengan dapur dibanding ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status