Share

Bab DD. Demi apa?

"Ada coklat, banyak kok, entar kamu lihat sendiri sampai rumah," ucap Fariz.

Mami dan papinya Fariz juga terlihat sangat kangen. Setelah semua berkumpul, mereka semua bergegas untuk pulang. Fariz juga rindu dengan anak-anak panti, terlebih ke yang paling kecil, Hunaisa.

"Papi, Mami, sehat kan?" tanya Fariz sembari memeluk mereka bergantian.

"Alhamdulillah, Nak," jawab mereka.

Sampai di depan rumah, Hunaisa dan yang lain masih makan siang. Fariz segera bersih-bersih dulu lalu menghampiri mereka. Salma menyisir rambut acak-acajan suaminya biar semakin ganteng.

"Gini kan, tambah ganteng," ucap Salma seraya menyisir rambut Fariz.

"Hahaha … sayangku," tawa Fariz.

"Daddy … Daddy … Daddy … Daddy!" teriak Hunaisa, tanpa permisi nyelonong masuk kamar.

"Naisa, Sayang … udah besar aha kamu, Nak. Daddy kangen banten sama Nais." Fariz langsung menggendong putri kecil itu dan memeluknya.

Fariz jadi teringat kejadian di London.

Bagaimanapun, Hunaisa juga harus diketahui sebenarnya dia ini a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status