Share

Kesedihan Mendalam

Ditinggalkan oleh satu-satunya orang yang melihat perjuangannya dalam melawan garis kehidupan yang menyulitkan, sesak bagi Bunga untuk bisa bernapas lega. Dalam diam ingatannya berputar, mengingat masa itu, saat dirinya menghabiskan waktu bersama sang ibu yang kini akan dikuburkan di salah satu tempat pemakaman umum yang juga mengubur tubuh sang ayah yang meninggal ketika dirinya masih kecil. Kuburan itu dibuat bersanding, tidak menyulitkan Bunga untuk berziarah nantinya.

Air mata masih membanjiri pipinya, sampai matanya merah seperti udang yang dibakar, begitupun dengan hidung yang merah seperti terkena paparan cahaya matahari yang panas.

"Tenang, Sayang. Kamu tidak sendiri, Mama, Kafkha, dan Raisa ada bersamamu," ucap Jelita, kembali menenangkannya yang berdiri di tepi kuburan, memperhatikan beberapa orang memainkan cangkul menutup lubang yang sudah dibuat berbentuk persegi panjang itu.

Tubuh Bunga terjatuh dalam kelemahan sambil menangis. Ia tidak bisa menahan air mata kesedihan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status