Bab 20
Suasana masih tampak gelap di luar saat Via terbangun dari tidurnya. Ia sedikit terkejut ketika melihat Christian berbaring di sampingnya dengan posisi meringkuk tanpa selimut.
Via berulang kali mencoba mengingat kapan lelaki itu datang ke tempatnya, dia juga memeriksa pakaiannya. Apakah ada yang berubah atau tidak.
Mungkin karena semalam dia tidak bisa tidur dengan nyenyak, hingga saat ia terlelap tanpa sadar Christian masuk ke kamarnya.
Via lalu bergegas ke kamar mandi dan menunaikan kewajibannya.
Langit Dubai masih gelap saat Via menjalankan rutinitasnya seperti biasa setelah beberapa waktu ia tinggalkan.
Meskipun Unit tidak terlalu kotor, namun tempat itu juga tidak ter
Bab 21Di dalam kantornya, Christian termenung di kursi kebesarannya. Pikirannya saat ini tidak fokus hanya untuk bekerja. Ia mengingat banyak hal sehingga melupakan kewajibannya di kantor.Christian memainkan pensil kemudian menatap laptopnya lalu mencoba membuka file-file dokumen di depannya, namun tetap saja pikirannya tidak ada di sana. Via mengalihkan pikirannya. Sial!Bram yang tengah duduk di kursinya sambil mengerjakan beberapa tugasnya, merasa heran melihat kelakuan Christian. Seakan mengerti kekalutan bosnya, Bram memberi saran."Jika kau merindukan Via, kenapa kau tidak melihat dia di CCTV, Bos," saran Bram.Christian mendelik tajam ke arah Bram, detik berikutnya dia kembali berpikir. Itu bukanlah ide yang bu
Bab 22Via menyiapkan segera air hangat untuk mengobati luka-luka yang ada pada tubuh Chiara. Wanita itu kini tengah berbaring di kamar tamu milik Christian. Sejak beberapa saat lalu, Christian menemani Chiara di kamarnya bahkan perempuan itu tidak mau jauh dari sisi Christian. Tak ada rasa cemburu di hati via, tapi tentu saja dirinya sangat risih melihat kedekatan mereka. Apalagi melihat Chiara yang agresif yang terus memeluk tubuh Christian.Via membawa tempat berisi air hangat sekaligus waslap yang langsung diberikan kepada Christian.Chiara sempat melirik dengan sinis ke arah Via sebelum akhirnya mengaduh kesakitan akibat sentuhan di beberapa luka di badannya."Apakah terasa sakit?" tanya Cristian. Chiara langsung mengangguk mengiyakan."Biar
Bab 23"Aleandro?"Lelaki itu tersenyum sinis. Aura pembunuh melekat kuat di matanya. Dengan pistol di tangannya, Aleandro melenggang masuk ke Unit dengan santai.Christian dan Bram saling menatap tajam kearah lelaki itu."Apa yang kau inginkan?" tanya Christian.Aleandro tidak langsung menjawab. Ia masih tersenyum sinis lalu duduk di sofa."Panggilkan wanita jalang itu kemari," ujar Aleandro dengan sikap yang tenang.Christ dan Bram langsung mengerti arah perintah Aleandro tersebut. Pasti Chiara yang dimaksud lelaki itu.Sementara Chiara yang mendengar keributan dari dalam kamarnya langsung ketakutan begitu men
Bab 24Hingga beberapa saat, Via masih tidak tenang ketika berdua saja dengan Christian dalam kamar lelaki yang mengaku suaminya itu.Saat ini Via berjalan mondar-mandir persis seperti setrikaan.Ketika Christian menyadari tingkah istrinya, ia merasa terganggu oleh kelakuan Via. Christ membuka matanya lalu memperhatikan istrinya."Apa kau tidak lelah berjalan mondar-mandir dari tadi?" tanya Christian sambil bertumpu dengan tangan.Via merasa gugup hingga ia berbalik dan menatap kearah Christian." Maaf, Tuan, izinkan aku pergi agar bisa memasak untuk makan malam?" pinta Via berasa beralasan."Kau tidak diizinkan untuk pergi kemanapun, satu-satunya yan
Bab 25Via dan Aisyah menikmati akhir pekan dengan berjalan-jalan di sekitar Dubai Mall yang terkenal karena kemegahan dan keindahannya. Bahkan disana terdapat air mancur warna-warni yang terus meluncur setiap saat. Mereka juga menikmati makanan khas asia di salah satu restoran di sana. Keduanya berbincang ringan di salah satu meja di lantai atas dengan pemandangan yang sangat menawan.Tidak jauh dari mereka, seorang lelaki duduk di salah satu kursi sambil memperhatikan. Selalu bersiaga untuk melindungi Via dan temannya agar jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.Ketika mereka sedang menikmati latte, seorang lelaki bertubuh tinggi menghampiri mereka."Hai, boleh aku duduk di sini?" tanya lelaki itu ramah. Seorang lelaki tinggi berwajah kearab-araban dengan
Bab 26"Aku tidak bisa mengatakannya padamu," kata Christian ragu."Apa itu …." Via menutup mulutnya. Benar-benar tidak ada jalan lainkah selain dengan cara berhubungan intim. Sungguh rumit dan konyol.Via akhirnya kembali berkata."Walau bagaimanapun, kita harus tetap menolong Chiara. Eum, Tuan, bisakah kita memanggil Dokter?""Memanggil Dokter pun tidak akan berpengaruh apa-apa. Obat yang manjur hanya dengan melakukan hal itu," jelas Christ kemudian.Mendengar perkataan Christian, entah kenapa keduanya jadi merasa canggung. Itu karena Via adalah gadis yang polos dan tidak pernah sedikitpun mengetahui hal-hal seperti itu. Sementara Christian sendiri, ia adalah lelaki yang meski sudah beru
Bab 27Brakk!!Tubuh Via terpental, ketika sebuah mobil hitam menabrak dirinya dengan kecepatan tinggi hingga gadis itu terlempar jauh dan langsung tidak sadarkan diri di tempat kejadian.Beberapa orang di tempat yang melihat kejadian tersebut, langsung mendekat dan kearah Via dan mendapati gadis itu sudah tidak sadarkan diri dengan genangan darah di bagian kepala dan beberapa bagian tubuhnya.Ketika beberapa orang lelaki dengan pakaian Thab mereka menghampiri ingin memastikan siapa yang barusan celaka. Tidak ada seorang pun yang mengenali wajah gadis itu bahkan ketika cadar Via sudah terbukaDarahnya mengalir dengan deras dari kepalanya termasuk di
Bab 28Christian duduk di kursi tepat di sebelah seorang gadis yang tak berdaya dengan perban membalut kepala dan kedua kakinya.Tatapan sayu menandakan bahwa hatinya sangat sakit saat ini melihat keadaan istrinya yang terbaring tidak sadarkan diri.Christian terus merutuki dirinya dan terus didera rasa bersalah.Andai saja dirinya lebih peka kepada Via dan memberi pengawalan kepada gadis itu, mungkin kejadian seperti ini tidak akan terjadi. Dan kini semuanya sudah terjadi tanpa bisa dihindari.Sudah dua hari Via terbaring, dengan berbagai peralatan menempel di badannya.Wajahnya yang putih bersih tampak pucat dengan alat bantu pernapasan di mulutnya.