Share

Susu Almond

“Ouh! Sakit Kak….” Alea meringis.

Saat Alea memukul tadi segera ditangkis dengan lengan Ardhan. Karena reflek merasa dalam bahaya, Ardhan menarik lengan Alea dan memitingnya kebelakang. Wajan Teflon yang dipegangnya pun jatuh.

“Gila, mau pukul aku kamu?” ucap Ardhan ditelingga Alea dan membuat gadis itu menahan sakit.

“Kaak, tanganku sakiiit!”

Ardhan kemudian melepaskan Alea.

“Tadi, tadi aku pikir ada maling. Habis Kakak kan bilang pulang nanti sore!” Alea mengelus-elus lengannya yang sakit itu.

“Ya sudah, buatin aku sarapan. Aku sudah lapar!” tukas Ardhan mengambil air putih dan balik ke depan.

Tidak berapa lama roti panggang, telur ceplok dan juga susu almond sudah terhidang di meja. Ardhan heran menatap Alea yang sudah rapi. Tapi tatapannya jadi tertuju ke dada yang membusung itu. Teringat apa yang sudah dilihatnya sepagi tadi.

‘Ck! Bisa-bisanya tubuh kurus itu punya dada yang gede. Ish! Kenapa masih mikirin hal itu?’

“Sarapannya, Kak?” Alea menggugah lamunan Ardhan.

Ardhan tergaga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status