Share

Istri Dekil Yang Selalu Dihina Ternyata Anak Mafia
Istri Dekil Yang Selalu Dihina Ternyata Anak Mafia
Penulis: Azalea

Menantu Kaya Dipuji Menantu Miskin Dihina

BAB 1

Plak!

Tanganku ditepis dengan keras.

"Ini bukan makanan untukmu! Cari makananmu sendiri di dapur."

Nafsu makanku hilang seketika karena perlakuan ibu mertua. Bukan untuk pertama kalinya ibu mertua melakukan ini, semenjak adik suamiku menikah dengan wanita yang katanya anak juragan tanah ia semakin tidak bersahabat. Perbedaan kasta membuat ibu mertuaku juga bersikap berbeda padaku dan menantu barunya.

"Bu, kita makan sama-sama di sini. Kenapa ibu malah menyuruh Mbak Aya makan di dapur," ucap Rika, adik bungsu suamiku membela.

"Jangan sok-sokan membela, semua makanan ini dibeli dari uang yang diberikan Elena pada ibu jadi Aya tidak berhak ikut makan. Enak saja, tidak pernah memberi ibu uang banyak malah mau makan enak. Gaji Fadil pasti kamu simpan sendiri 'kan? Hanya sisanya yang kamu kasih ke ibu. Dasar pelit!"

Aku tersenyum tipis lalu menatap Rika dan mengabaikan ibu mertua. "Tidak apa-apa, Dek. Biar Mbak mengalah."

"Bukan mengalah, seharusnya sadar diri. Kalau tidak mampu memberi uang belanja banyak jangan berharap bisa makan enak apalagi numpang makan!" celetuk Elena.

Tanpa berkata lagi aku melangkah ke dapur. Mungkin kalau Mas Fadil di sini, ibu tidak akan bersikap seperti itu padaku. Ibu mertua hanya berani melakukannya di belakang Mas Fadil.

"Rika, duduk! Jangan sampai ibu lihat kamu kasih makan si Aya, ibu potong uang jajan kamu!"

Teriakan ibu mertua terdengar sampai dapur.

Aku menggelengkan kepala. "Pantas saja susah kaya, pelitnya minta ampun," gumamku lalu membuka kulkas kecil dan mengambil telur yang tinggal sisa satu butir lagi.

Isi kulkas memang penuh dengan bahan masakan yang dibeli ibu dengan uang dari menantu kesayangannya itu. Tapi kulkas yang penuh bahan masakan itu ada di kamar ibu mertua, seolah-olah takut aku mengambilnya jika kulkas itu berada di dapur. Aku baru tahu ada orang yang sepelit itu.

Sisa kesabaranku masih ada, jadi akan kubiarkan mereka memperlakukan aku sesuka mereka.

"Mbak." Rika datang membawa piring berisi nasi putih tanpa lauk apapun.

"Kenapa malah ke sini?"

"Aku tidak mau makan selain masakan Mbak Aya," ucapannya.

"Semua makanan yang ada di meja, Mbak yang masak."

Rika menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mau menyentuh makanan dari orang yang sombong seperti Mbak Lena."

"Jangan begitu, Rik."

Rika mencebik. "Aku kesal, Mbak. Dia baru saja tinggal di sini tapi sudah menyebalkan seperti itu, katanya orang kaya tapi kenapa tidak membangun rumah sendiri."

"Kamu 'kan tahu ibu tidak mau kalau anak-anaknya tinggal di tempat lain. Mbak dan Mas Fadil saja masih membujuk ibu untuk mengizinkan kami tinggal di tempat sendiri meskipun hanya menyewa."

Sebenarnya aku dan suamiku bisa saja langsung pergi, tapi Mas Fadil sangat menyayangi ibunya makanya ia merasa berat untuk meninggalkan ibu mertua apalagi tanpa restu darinya.

***

"Kamu tidak usah ikut!"

Baru saja keluar dari kamar langsung dicegat oleh ibu mertua di depan pintu. Semua orang sudah berada di mobil.

"Kenapa, Bu? Apa mobilnya sudah penuh?" tanyaku.

"Bukan masalah mobilnya, tapi ibu malu kalau kamu ikut. Ibu malas dengar orang membicarakan kalau ibu punya menantu dekil sepertimu! Bajumu juga belel begitu, mau ditaruh dimana muka ibu?"

Aku menghela nafas panjang. Memperhatikan penampilanku yang memang terlihat biasa jika dibandingkan dengan yang lainnya. Bahkan tadi pagi-pagi sekali ada MUA yang datang untuk merias ibu mertua dan Elena.

Sedangkan aku hanya memakai riasan seadanya.

"Aku memakai baju seadanya karena tidak diberikan seragam seperti yang lainnya. Eh, tidak, bukan tidak diberikan tapi punyaku dipakai Elena."

Ibu mertua malah melotot. "Jangan banyak protes, Elena lebih pantas memakainya."

"Kalau aku tidak ikut, bagaimana nanti kalau Mas Fadil mencariku?"

"Gampang, ibu bilang saja kamu sakit. Ingat jangan kemana-mana!" peringat ibu mertua lalu berjalan ke luar, ia bahkan mengunciku dari luar.

Sayang, Mas Fadil berangkat lebih dulu karena ia yang jadi supir mobil pengantin.

Lebih baik memang di rumah daripada di sana aku tidak dianggap, lebih parahnya jika disuruh untuk mencuci piring di acara hajatan itu. Seperti apa yang aku alami beberapa bulan kemarin saat keponakan ibu mertua menikah. Yang lain sibuk makan-makan aku malah disuruh cuci piring.

Jangan tanyakan kemana suamiku, ia bekerja di luar kota dan jarang sekali pulang jadi tidak tahu bagaimana perlakuan ibunya padaku.

"Seharusnya bilang dari awal kalau aku tidak boleh ikut jadi aku tidak perlu repot-repot dandan segala." Aku menggerutu sambil membersihkan make up.

Tok! Tok! Tok!

"Siapa lagi yang datang? Mana pintu dikunci dari luar."

Bergegas melihat siapa tamu yang datang. Aku kaget melihat dua orang lelaki bertubuh tinggi besar dengan baju serba hitam berdiri di depan pintu.

Membuka jendela untuk bisa bicara dengan mereka.

"Apa yang Om lakukan di sini? Bagaimana kalau ada yang melihat?"

"Maaf, Nona. Tapi anda sudah beberapa hari tidak bisa dihubungi. Nyonya besar meminta kami untuk memastikan kondisi anda."

"Aku baik-baik saja, Om. Cepat pergi, aku akan menghubungi Mama sekarang!" titahku.

"Baik, Nona."

Menghela nafas lega saat melihat mobil hitam itu berjalan menjauh.

Dengan cepat melangkah menuju kamar, membuka lemari dan membawa kotak hitam yang sengaja kusimpan di bawah tumpukan baju.

Semua barang-barang berharga tersimpan di kotak ini, hanya ponsel jadul yang sering digunakan untuk berkomunikasi dengan yang lainnya termasuk suamiku.

Semoga saja jantung ibu mertua masih kuat saat tahu siapa aku.

Aku Zendaya Virendra Gunawan yang sengaja menyembunyikan jati diri hanya karena ingin mendapatkan cinta sejati.

Terdengar klise tapi memang aku mencari lelaki yang mencintaiku apa adanya bukan karena apa yang kumiliki.

Cklek!

Suara pintu terbuka.

"Aya!"

Aku terlonjak kaget mendengar suara Mas Fadil, bagaimana ia bisa ada di sini. Buru-buru membereskan barang-barang itu.

Brak!

Pistolku terjatuh, dengan cepat menendang benda itu masuk ke kolong ranjang lalu kembali memasukkan kotak hitam ke dalam lemari.

Bersambung ….

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status