Share

Bab 101. Rahim yang Kugali

“Sesuatu besar loh, siap nuriti?” tanya Ciara.

“Asalkan mampu dan baik, pasti diturutin,” jawab Haidar.

“Gak jadi. Percuma disebutkan kalau tidak dituruti!” Ciara mencebikkan bibirnya. 

“Iya-iya diturutin. Istriku pasti nggak akan menuntut suaminya di luar kemampuan, iya kan?” 

“Hmmm, bener. Tolong ambilin panci bawa ke kamar!” pinta Ciara. 

“Untuk apa? Mau masak di kamar?” tanya Haidar heran.

“Nggak dong, ngidam Ocyang pakai panci. Hehe.”

“Masyaallah, hahaha. Baby Girlnya apa apa mau jadi koki ini, hmmm?” Haidar memeluk Ciara dulu kemudian langsung ke dapur. 

Meskipun aneh asal Haidar mampu tetap dilaksanakan. Tawa renyah istrinya bisa didengar merupakan satu hal yang sangat istimewa. Ia p

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status