"Sstt, gak mungkinlah. Kamu nggak berani liat?" tanya Haidar. "Mboten. Males serem kayak gitu. Takut ada lampor, huaaaa!" Ciara mendelik ke punggung suaminya. "Cemen banget Ibu Cia, hahaha." "Gak usah banyak ngerendahin, cepet cek!""Harus kamu temenin tapi," sahut Haidar. "Cieeee, Haidar Jenggala penakut! Yang cemen siapa, sih kalau seperti ini?" "Bukan begitu, kalau ada kamu kan tambah semangat." "Oke," Gegas ke ruang depan untuk membuka pintu. Lampor? Mana ada? Justru yang datang ialah lampion bentuk pororo sama jenang mirah. Sudah ketebak, dalam pikiran Haidar dan Ciara, itu pasti Rasa. Kesannya aneh, tetapi mereka tidak terlalu menghiraukan itu dari siapa, yang penting sekarang segera masak karena sudah mengundang Rasa. "Aneh, chat Rasa dulu, nggih?" kata Ciara. "Nggak usah, entar kamu kebablasan ngobrol," jawab Haidar. "Jiwa kepo meronta ini loh, kalau nggak dari Rasa dari siapa lagi?" "Entar juga ketemu kan, taruh ponselnya." Haidar mengambil pelan pasal Ciara dan
"Ohh, paham kok.""Paham kok cemberut kayak sop buntut.""Cemberut ingin memangsa---""Lincah banget keinginannya""Emang apa? Sok tahu, kan masih dijeda.""Udah ketebak kali. Minta yang manis-manis kan? Mangsa aja sekarang, hahaha."Ibarat tumbuhan, mereka sedang di fase subur-suburnya. Subur dalam segala aspeknya dan atas subur tersebut mereka manfaatkan dengan baik. Tidak akan menyia-nyiakan kesempatan dalam keindahan malam.***Ciara: Abinya Mbum, beliin sate ya, yang ada di samping kantor.Haidar: OkeCiara: Sekalian bremHaidar: Iya, mau apalagi?Ciara: Sarung yang motifnya pinkHaidar: Siap
"Wkwk, Abang udah gak sabar nih? Adik barunya mainannya nanti dong."Kabar kehamilan Ciara segera diberitakan juga kepada para mertua dan sahabat. Tidak menyangka, Ciara dan Rasa hamil bersamaan. Sebenarnya, kalau masalah Ciara ingin lahirnya tepat sama di bulan lahirnya kembar tiga, itu hanya prediksi yang semoga saja memang tidak terjadi perkara prematur dan lain sebagainya yang menyebabkan bayi lahir tidak sesuai prediksi.***"Alhamdulillaah, udah bulan rojab, Sayang," kata Haidar."Alhamdulillah. Nanti waktu pengajian di Hamasah Cinta keliatannya rame deh," jawab Ciara."Orang temanya anak muda sekali, hmmm idenya bumil ini emang bikin meledak!" Haidar menatap Ciara yang sekarang posisinya ia tiduran di pangkuan Ciara."Kalau untuk kebaikan suami, pasti dong yang terjernih diberikan."
"Kaka itu, ayah.""Apa Nak?" tanya Haidar."Itu ayah!""Kakak payah?""Aaaaaa, ayah. Ayah!" Uja emosi terlihat sangat khawatir."Oohh, darah ya Sayang. Adik takut Kakak berdarah, hmmm?" Ciara memeluk putra kecilnya."Masyaallah, memang Ibu Cia yang paling ngerti tentang bahasa bayi satu ini!" Haidar menggelitik putranya supaya tertawa."Ahahahahahhaaa, ntop Abi! Abi!"Sembari berjalan ke kamar, Haidar mencoba menenangkan Uja. Apa coba usaha menenangkan Haidar yang tidak menang? Adik Uja berhasil juga untuk tertawa meskipun matanya juga tidak bisa bohong, takut Uda berdarah."Kak Uda ... Innalillaah. Kakinya kena apa itu tadi?" Haidar mengambil kotak P3K untuk mengobati luka Uda yang memang bagi anak kecil itu lumayan sakit tentunya.
"Takut aja, Toya dan Spion kumat lagi," jawab Ciara."Memangnya kamu melihat ada gerak-gerik itu?""Iyaa! Tadi waktu Isbay gendong Barbie, anak mereka ... iiihhh Spion tiba-tiba mau peluk Isbay dari belakang, udah tinggal se cm, untung Barbie nangis, jadi nggak kena. Risih tauuk!""Kamu tidur dulu, Sayang! Tenangin pikirannya, nanti kita bahas lagi, soalnya matanya udah keliatan lelah banget tuh. Yang pasti, Ocyang gak akan membiarkanmu dalam bahaya."Perlahan Ciara memejamkan mata. Bahkan, sampai bertarung di dunia mimpi. Pikirannya terlalu penat yang mengusik kenyamanannya menjadi ketakutan. Sampai-sampai ia memumpikan hiruk pikuk hidupnya ini seakan-akan sebuah novel yang mana mereka adalah tokoh fiksi saja.1. Ciara Basma: TU wanita2. Haidar Jenggala: TU pria
Kak Ciara: Cieee, pasti lagi nerveosTiara: Kak Ci, tolong!Kak Ciara: Tolong apaan? Kamu dalam bahaya?Tiara: Gak suka pura-pura gak tahu! Kalau gak tahu kok bisa bilang nerveosKak Ciara: Yang Kakak tahu kan masalah di grup. Emang bukan itu? Tapi itu gak bahayaTiara: Huaaaa! Itu bahaya, tapi ada yang lebih bahaya! Liat ss ini Kak! (Chatnya dengan Gus Fahim)Ciara: Hahaha, kamu nggak akan digigit Dik. Cepet keluar! Entar Kakak nyusul.Tiara berat sekali untuk melangkah keluar. Akan tetapi, Gus Fahim langsung menelfonnya. Gus Fahim orangnya dingin-dingin tajam, mirip juga dengan Haidar ke wanita sebelumnya. Kalau Haidar bersikap dingin itu karena terlalu memendam masalah, dan sekarang sudah lebih leluasa karena curhatnya bisa lebih terbuka dengan si istri.
"Anter Tiara pulang aja Kak sekarang! Biarin dateng-dateng dita'zir! Please Kak ayo pulang!" "Iya, Kakak anter pulang Dik. Hhhh, tanggung jawab Gus!" Ciara melotot tajam ke Gus Fahim. Beberapa hari Tiara ngambek tidak mau kembali ke pesantren. Sampai Gus Fahim datang minta maaf ke rumah Tiara. Ciara sebagai kakak, kesal sekaligus gemas dengan hal tersebut. Tidak peduli dengan gusnya sendiri, dengan kegalakannya Ciara terus menyerang Gus Fahim supaya bisa membujuk sang adik mau segera berangkat lagi ke pesantren. Beruntungnya, rencana Haidar, Gus Fahim, dan juga Kang Musa berhasil menaklukkan gadis yang beranjak dewasa itu mau kembali ke pesantren, sebenarnya mudah, Tiara hanya butuh ucapan maaf yang tidak cuek dari Gus Fahim supaya amarahnya hilang, tetapi ini butuh waktu beberapa hari untuk Gus Fahim karena sikapnya yang terkesan dingin mematikan itu. *** "Sayang, peluk dulu dong sebelum ke panggung HC!" pinta Haidar. Ciara memeluk suaminya dengan tersenyum. "Isbay kan juga ikut
"Sebab perselingkuhan, sama cuma prngaplikasiannya beda jenis. Pacaran itu pemicu statistiknya karena nggak kuatnya diri menahan, beda drngan selingkuh. Aapkh selingkuh karena tidak menjaga diri? Iya juga, tapi pemicu statistik utamanya karena nggak ada rasa syukur, ini kalau masalah selingkuh. Karena pacaran dan selingkuh ini beda posisi, pacaran sebelum halal dan selingkuh setelah halal merupakan dua godaan yang menerpa tentang sebuah hubungan. Namun, bisa juga ini ujung-ujungnya dikembalikan pada rusaknya sholat seseorang. Jadi orang kalau bisa simple aja, lakukan sesuatu sesuai kadar yang kamu punya, gak usah nyawang ngalor ngidul ngrampas hak yang bukan miliknya, ben kejayaan itu bisa dirasakan dalam kehidupan dunia yang penuh fatamorgana.""Minta mix, Bi," pinta Uda yang pelan-pelan datang ikut Haidar dan Ciara lagi bersama adik-adiknya."Damel napa, Nak?" tanya Haidar.