Share

7. Penghinaan demi Penghinaan

Cesa menarik nafas panjang sambil tersenyum.

Yah, senyuman menahan amarah dan penuh kepalsuan, "Baik, Pak!"

Cesa kembali menuju pantry dan membuat secangkir kopi yang baru.

"Kenapa dia menghantui hidupku! Argghhhh!" kesal Cesa.

Cesa merasa terjerat hubungan tak kasat mata dengan Zevin, hingga Cesa berfikir sedang terkena azab.

Zevin sudah seperti malaikat maut di mata Cesa.

Dengan menetralkan hatinya lumayan lama, Cesa kemudian kembali membawakan kopi untuk suami presdirnya.

"Silahkan diminum, Pak!" ucapnya dengan senyum manis.

Pasalnya kini disebelah Zevin ada Arga- asisten pribadi Zevin.

Zevin langsung menyambar cangkir itu dan sesaat kemudian bernasib sama dengan cangkir pertama.

Prang!

"Sudah dingin! Buatkan lagi!"

Cesa tampak menghela nafas panjangnya lagi.

Dia berbalik dan menuruti perintah Zevin dengan hati yang mulai panas.

"Sepertinya aku benar-benar berurusan dengan pasien rumah sakit jiwa!" kesal Cesa.

"Dingin otakmu!" pekiknya.

Jelas-jelas kopi itu masih sangat panas bahkan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Roro Halus
kasih unjuk peta kak, Zevin buta peta kayaknya
goodnovel comment avatar
Desi Solo
zevin wanita pemilik kalung bunga peony udh di depan mata dan udh nikah sm km loh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status