Share

52. Belum Terlambat

**

Seluruh tubuh Binar mendadak tremor begitu ia melihat darah yang pekat menetes di atas lantai, di sela-sela kakinya. Air mata turut luruh membasahi pipi, ia menangis tanpa suara.

“Tu-Tuan William ….” bisiknya dengan suara yang tercekat di tenggorokan.

Jangankan berteriak, berkata-kata saja ia tidak sanggup.

Perempuan yang sebentar lagi akan berusia dua puluh enam tahun ia berusaha membawa tubuh gemetarnya bergerak. Bagaimanapun ia harus mencari pertolongan.

Setengahnya Binar tak habis pikir, mengapa suasana rumah sepi sekali saat ini.

“T-tolong aku ….” Binar menyeret langkah, membawa tubuhnya menuju arah ruang belakang, yang mana para maid biasanya berada di sana. Sembari meringis kesakitan dan tertatih-tatih nyaris jatuh, ia terus melangkah.

“Ya Tuhan … tolong, siapapun, tolong aku ….”

Hingga ketika Binar rasa tidak lagi bisa bertahan sebab rasa sakit pada perut bagian bawahnya kian intens serta pandangan matanya berkunang-kunang, suara seruan tertahan menggema dari arah pintu m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status