Aura setengah berlari menuju pintu depan, rumahnya begitu luas dan di usianya yang tidak lagi muda ternyata sangat melelahkan berjalan cepat menuju pintu utama untuk memburu calon besannya.“Bu Maya ... Zara ...,” sapa Aura riang.“Bun.” Zara balas menyapa.“Calon menantu Bunda.” Aura memeluk Zara dan tidak lupa mengecup keningnya sama seperti yang selalu ia lakukan kepada para menantunya baik kepada Arshavina-istri dari Kama maupun King-suami Kalila dan Arjuna-suami dari Kejora.Aura menyayangi para menantunya seperti menyayangi anak kandungnya sendiri.“Apakabar Bu Aura.” Maya membungkukan sedikit tubuhnya sambil mengulurkan kedua tangan yang ia satukan untuk menyalami Aura.Aura ikut membungkuk, melakukan hal yang sama. Ia memiliki ibu mertua asli orang Bandung jadi Aura tau salam khas orang sunda yang penuh sopan santun itu.Jangan lupakan jika keluarga Zara berasal dari Bandung yang hijrah ke Jakarta. “Baik ... Bu Maya, ayo masuk ... saya udah siapkan makan siang.” Aura merangk
Arkana : Sayang, kirim foto lagi fitting baju pengantin donk.Zara tersenyum membaca pesan dari Arkana, kebetulan saat ini ia masih memakai gaun buatan perancang busana terkenal yang merupakan ibunda dari Arshavina-sahabatnya.Padahal Aura telah mengatakan jika Arkana tidak perlu ikut agar gaun yang Zara kenakan menjadi suprise untuknya pada hari pernikahan mereka nanti tapi Arkana tetap saja penasaran.Tiba-tiba sebuah ide muncul untuk menyiksa Arkana, Zara tersenyum licik saat mengambil selfie tapi bukan mengarah pada wajahnya melainkan pada buah dadanya yang sebagian terekspose karena gaun yang ia kenakan saat ini bermodel strapless.Arkana segera membuka pesan dari Zara kemudian tersedak kopinya sendiri.“Kenapa lo?” tanya Kai yang duduk di sebelahnya.Mereka sudah berada di salah satu butik dari penjahit tuxedo ternama di Negaranya.Arkana menggelengkan kepala sambil terbatuk-batuk.Melihat lagi layar ponsel yang menampilkan bagian favoritenya di tubuh Zara lalu mematikan layar a
Arkana dan kedua sahabat partner in crime-nya tergeletak lemas di area tempat latihan.Kemampuan ketiganya semakin mahir saja tanpa ada satupun peluru yang mengenai mereka sementara papan target yang dijalankan oleh mesin sudah penuh dengan lubang peluru.“Undangan pernikahan lo udah disebar dan berita itu sudah sampai ke telinga Jordi.”Arkana menoleh ke arah Darius yang baru saja memberikan info tersebut.“Apa yang sekarang mereka rencanakan?” tanya Arkana serius.Darius mengangkat kedua bahunya. “Menurut orang kita, enggak ada ... mereka sedang sibuk menjual beberapa properti untuk membiayai kebebasan Jordi.“Dit, lo enggak bisa deketin salah satu anak pimpinan lembaga terkait biar memblokir setiap pengajuan kebebasan si Jordi?” Raditya merebahkan tubuhnya dengan melipat kedua tangan di belakang kepala. “Elo seharusnya yang deketin, masa gue ...,” balas Raditya dengan nada tenang.“Coba kalau itu bokapnya si Bunga ... pasti udah diajak kawin tuh si Bunga,” ledek Darius menghasilka
Beberapa hari menjelang pernikahannya, Zara sulit sekali tertidur.Bukan hanya membayangkan akan menjadi seorang menantu Gunadhya dan menghadapi suami berhasrat dan berkepemilikan sama besarnya tapi karena Zara mengingat sang ayah yang telah lebih dulu pergi meninggalkannya.Willy Darmawan yang direnggut paksa darinya belum bisa Zara terima meski ia telah membunuh Baron dengan tangannya sendiri.Zara sampai berkonsultasi ke psikiater agar memberinya obat penenang.Dokter bilang itu adalah syndrom pra pernikahan tapi apapun namanya itu yang pasti Zara butuh bantuan obat untuk bisa membuatnya tertidur.Dan pagi ini Zara tampak segar setelah cukup tidur tadi malam.Penata rias terkenal yang sedang mendandaninya terkagum-kagum dengan kemulusan wajah Zara.Setiap produk yang diaplikasikan ke wajah Zara menempel dengan sempurna.Kebaya putih untuk upacara agama telah terbalut sempurna di tubuh Zara beserta kain samping dengan corak batik berwarna hitam dan coklat.Mahkota bernama siger bert
Usai melakukan upacara agama yang telah mensyahkan Arkana dan Zara menjadi sepasang suami istri, mereka semua bergerak menuju tempat pesta resepsi pernikahan akan berlangsung diiringi oleh ratusan super car.Para pemilik supercar itu tidak lain adalah teman-teman Arkana juga keluarga.Mereka semua mengantar Arkana dan Zara ke sebuah resort yang memberikan pemandangan pantai.Tempat upacara agama dan resepsi pernikahan memang digelar di dua tempat berbeda.Itu semua ide Aura dan Rena karena Zara bingung menentukan pilihan sementara Arkana sama sekali tidak membantu.Iring-iringan super car sontak mengambil alih perhatian warga sekitar, bahkan ada beberapa dari mereka yang berswafoto saat mobil melintas.Sahabat Arkana semasa SMA masuk dalam iring-iringan, Tentunya para Kakak dan adik-adik Arkana berserta suami atau istri mereka tidak ingin ketinggalan mengemudikan super car kebanggaan mereka bahkan King dan Arjuna yang merupakan ipar Arkana sudah mengirim mobil tersebut dari Negaranya
Mata Arkana terus menatap cermin di depannya, menampilkan pantulan sosok Zara.Gadisnya yang nanti malam sudah dipastikan tidak akan menjadi gadis lagi sedang berdiri di sampingnya merapihkan gaun lebar berwarna putih.Setelah Zara membentak Arkana tadi, mereka berdua makan dalam hening karena Arkana mengikuti perintah Zara untuk kembali menyelesaikan pekerjaan.Dan sekarang Arkana sedang memakai kemeja putih beserta rompi yang telah disiapkan untuk pesta nanti.Matanya belum berhenti mengamati gerak gerik Zara, gadis itu tidak menyadari sedang diperhatikan diam-diam oleh suaminya sendiri.Arkana juga belum bicara lagi dengan Zara setelah sang istri membentaknya tadi.“Zara galak kalau lagi marah.” Arkana membatin.Tiba-tiba Zara membungkuk untuk merapihkan bagian bawah gaunnya membuat dua gundukan sintal menggelayut memacu hasrat.Arkana memejamkan mata, menggeram di dalam hati menahan kepemilikannya yang mulai membesar.“Kana!!! Lo sering ngeliat yang begituan, kenapa sekarang lo en
Darius dan Raditya menjemput Zara di meja keluarga, mereka berdua tentu saja ingin berfoto dengan kedua mempelai.Seluruh keluarga terlihat asing dengan Darius dan Raditya, kedua sahabat Arkana itu tidak terlalu diperkenalkan oleh Arkana kepada keluarganya mengingat mereka adalah orang-orang yang membantu Arkana dalam urusan dunia hitamTidak seperti sahabat Arkana semasa sekolah yang sering kali ikut liburan bersama dengan keluarga Gunadhya yang memiliki resort di hampir setiap Negara di Asia Tenggara.“Kalian kok enggak deket sama keluarga Gunadhya?” Zara bertanya seiring langkanya menuju pelaminan.“Ih ogah, serem gue sama babeh Kallandra ... denger-denger ya, pria tua itu bisa membunuh hanya dengan tatapannya aja ... lebih kejam dari si Kana, kan?” celoteh Darius membuat Zara tergelak.“Kita itu sahabat dari sisi kelamnya Arkana ... jadi kita memang enggak bisa deket sama keluarga Gunadhya,” timpal Raditya menambahkan.“Kenapa enggak bisa?” tanya Zara heran.“Kalau banyak orang du
“Oh iya, tadi orang kita kasih info katanya banyak kiriman bunga buat lo ... .” Darius memberitau.Arkana tampak acuh karena pada pesta pernikahannya pasti akan banyak klien atau kolega yang memberikan karangan Bunga.“Lo mau liat enggak?” Darius bertanya terdengar lain nada suaranya, seperti sedang menahan sesuatu membuat Arkana penasaran.“Apaan?” Arkana akhirnya bertanya.Darius memberikan ponselnya kepada Arkana, di layar tersebut terdapat foto karangan bunga yang bertuliskan ‘Selamat Menikah Arkana Gunadhya’ di bagian atasnya.Di tengah karangan bunga itu terdapat tulisan ‘Semoga bahagia dengan kehidupan barumu’ dan di paling bawah dengan huruf kapital dan font yang sama besarnya dengan tulisan yang paling atas berbunyi ‘Yang pernah seranjang denganmu’.“Annnjjj ... .” Arkana menutup mulut dengan kepalan tangan.“Buang karangan bunga itu!” Arkana berseru panik.“Udah donk, tapi sebelum di buang gue foto dulu siapa tau lo mau liat.” Darius memang selalu bisa diandalkan tapi juga s