Pagi harinya, Niana, Prince dan Ayunda tengah bersiap untuk pergi dan bahkan menginap beberapa hari di rumah sakit yang sudah Prince booking. Yup, kini Niana benar-benar akan melakukan proses di mana ia akan kehilangan bayinya.Di dalam perjalanan, Niana bisa merasakan keterdiaman Prince yang begitu dalam. Bahkan ketika ia bangun tadi pagi, mata suaminya itu sudah sangat sembab. Dan sampai saat ini pun kesembapannya sama sekali belum luntur. “Sayang,” panggil Niana membuat Prince yang sedang merangkulnya menoleh ke samping tempatnta berada.“Ya, cinta?” tanya dengan senyum yang jelas sekali dipaksakan.“Tolong katakan apa yang kamu rasakan sekarang, dari awal aku bangun kamu sudah nampak berbeda,” jawab Niana yang lagi-lagi membuat senyuman paksa itu muncul.“Tidak ada apa-apa,” balasnya.“Bohong.”Prince tak lagi menjawab, pria itu kembali melamun dengan pikiran menerawang. Besok adalah hari yang paling ia benci, dan rasanya ia tidak sanggup hidup di hari itu. Sungguh, ia benci pad
Hari ini, resmi Prince dan Niana kehilangan calon bayi mereka. Ikhlas tidak ikhlas, harus tetap ikhlas. Prince, Ayunda, Lyly, dan bahkan Tina, ikut menunggu operasi Niana sampai selesai. Keempat manusia itu tampak fokus dalam berdoa, bagaimanapun nyawa Niana sedang dipertaruhkan saat ini.Prince berjongkok dengan punggung bersandar pada tembok. Kepalanya menengadah dengan kedua mata terpejam, sedangkan kedua tangannya bertaut untuk mengirim doa pada yang maha kuasa.Dan untuk para keluarga besar Prince sendiri sedang dalam perjalanan untuk bisa menjenguk bagian mereka yang sedang memiliki masalah. Beruntung sekali sebagian besar dari mereka memang menyukai Niana. Meskipun, ada saja di antara mereka yang tidak menyukai kehadiran sosok Niana. Prince maupun Niana tidak terlalu mempermasalahkannya.Berbeda dengan sang anak atau pun istri yang sedang khusyuk berdoa, ada seorang pria kepala keluarga yang sangat asyik dengan keluarga lain impiannya. “Honey, kenapa kamu tidak ikut menemani
Niana baru saja ia hampir terlelap ke alam mimpi, namun tangan seseorang yang menggerayangi tubuhnya membuat ia mengurungkan niat untuk tidur. Siapa lagi jika bukan Prince?"Ada apa, Sayang?" tanya Niana dengan mata setengah terpejam. Prince yang terciduk pun hanya bisa menyengir kuda dan kembali menarik tangannya. Awalnya, ia memang ingin melepas kemeja piyama sang istri.Niana terus menatapnya dengan tatapan menyelidik, ia sadar ada yang tidak beres dengan suaminya.Prince masih tak menjawab, ia cukup malu karena aksinya gagal. "Kenapa kancing piyamaku hampir terbuka setengahnya?" heran Niana yang baru saja menyadari piyama bagian atasnya sudah setengah terbuka. Beberapa saat kemudian, ia tahu apa yang diinginkan oleh Prince.Niana terkikik kecil dibuatnya."Kemarilah, Sayangku. Aku tahu apa yang kamu inginkan," ujar Niana seraya menarik Prince untuk lebih dekat dengannya. Pria itu pun hanya manut, kini posisi tubuhnya berbaring dan tidak sejajar lagi dengan wajah istrinya. Bahkan
Cukup lama Prince pergi, dan selama itu pula Niana menunggu suaminya untuk kembali tiba padanya. Kini, tampak pintu kamarnya kembali dibuka dari luar dan menampilkan sang suami dengan wajah yang lebih sembab.Pria itu bergegas melangkah dengan cepat dan menghambur ke dalam pelukan istrinya. Sama halnya dengan Prince, Niana ikut menangis sambil berpelukan. “Aku sangat benci dengan ucapanmu itu. Tolong ingat ini baik-baik, aku tidak akan pernah mencari wanita lain untuk menggantikan sosokmu, aku tidak akan sudi tubuhku disentuh oleh selain kamu, aku tidak mau. Tolong jangan ragukan aku lagi, percayalah padaku bahwa aku hanya untukmu, milikmu, dan selalu akan bersamamu,” ujar Prince penuh kesungguhan meskipun dengan suara sedikit bergetar.“Iya Sayang, maafkan aku, maaf karena telah meragukanmu. Aku janji setelah ini tidak akan lagi mengucapkan hal yang kamu benci itu, juga tidak akan lagi meragukan cinta suamiku ini. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih karena telah sudi menjadikan
Dua bulan lebih setelah Niana pulang dari rumah sakit dan memastikan wanita itu pulih total dari operasi, Prince berencana akan membawa wanitanya berkencan sebagai hadiah atas operasi yang wanita itu lakukan. Prince sudah menyiapkannya dari jauh hari agar bisa memberikan sesuatu yang maksimal untuk sang istri tercinta. Di mansion, Niana tengah bersiap dengan gaun di bawah lutut dengan bagian atas yang sedikit lebih terbuka dari biasanya sehingga bisa menampilkan bahu mulusnya. Sebenarnya Niana sedikit tak nyaman mengenakan pakaian seperti ini, namun ia juga ingin memberikan yang terbaik untuk sang suami.Seisi mansion dibuat melongo ketika melihat nyonya di rumah besar ini tampak anggun serta menawan, kecantikan Niana benar-benar terpancar. Niana bahkan sampai tersipu ditatap sedemikian rupa oleh para pekerjanya."Astaga, cantiknya anakku ...," ujar Tina yang baru saja selesai dengan urusannya. Tampak wanita itu sangat takjub dengan kecantikan Niana. Hanya menggunakan riasan sederha
Di tengah-tengah asyiknya menikmati makan malam romantis, tiba-tiba saja Niana merasa ada yang janggal di dalam makanannya. Dan ketika makanan itu ia belah, terpampanglah cincin berlian yang menyilaukan pandangannya. Ia beralih menatap Prince, sedangkan pria itu sendiri hanya menatapnya dengan sesekali mengangkat kedua alis."Sayang ... apa ini?" tanya Niana sambil mengambil cincin cantik itu, serta menarik secarik tissue guna membersihkan cincin teramat cantik itu."Hadiah kecil untuk istriku tersayang. Maaf aku hanya bisa memberikan hadiah utama kencan kita berupa cincin," ujar Prince yang juga ikut melupakan makanannya. Fokus keduanya kini teralihkan pada cincin indah itu.Kedua bola mata Niana sudah tampak berkaca-kaca, ia tak menyangka akan diberi kejutan yang begitu indah dari suaminya.Segera Niana bangkit dan beralih duduk di pangkuan sang suami, melingkarkan kedua lengan kecilnya pada leher Prince yang kokoh, dan menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher sang suami. Air matany
Decitan ranjang kayu terdengar begitu nyaring di dalam ruangan kecil ini, kedua pasangan yang sejak 1 jam lalu menyatu tampak masih menikmati penyatuannya tanpa berniat berhenti terlebih dahulu.Posisinya saat ini Niana sedang membelakangi Prince, pinggul wanita itu diganjal oleh bantal agar tidak perlu menungging. Plak!Satu tamparan mendarat pada gumpalan daging seksi milik Niana. Bukannya mengaduh sakit, wanita itu justru semakin memekik nikmat. Perpaduan antara benda tumpul yang keluar masuk dalam tubuhnya, dengan cengkeraman atau tamparan pada gumpalan lemak bagian belakangnya membuat ia semakin melayang nikmat. "Ohh ..., kenapa ini nik-ahh nikmat sekali sayang, oohh ...," racau Prince dengan terus bergerak maju mundur. Ketika menatap ke bawah, ia bisa melihat dengan jelas bagaimana miliknya keluar masuk dari milik Niana. Tampak di sekitar lubang itu sudah terdapat lelehan cairan putih yang membuat miliknya semakin licin melesat keluar masuk."S-sayang aakuh tidak tahan-Ahh!"N
Waktu ... berjalan begitu cepat meninggalkan kenangan-kenangan manis dari setiap insan manusia. Sama halnya dengan Prince dan Niana. Waktu yang mereka tunggu kini telah tiba, di mana Niana akan melakukan operasi pendonoran dari seseorang yang sudah menerima miliaran kompensasi dari suaminya. Prince bahkan sengaja membawa Niana ke tempat pengobatan terbaik di dunia dan ditangani langsung oleh para dokter terbaik pula. Jangan tanya berapa dana yang ia keluarkan untuk memberikan yang terbaik untuk Niana, Prince sama sekali tidak menghitungnya dan menggunakan uang-uang itu sesuka hati.Saat ini, Niana sudah dimasukkan ke dalam ruang tindakan. Semua orang terdekat Niana sudah kumpul lengkap di ruang tunggu guna memberikan semangat ataupun mendengar secara langsung informasi jalannya operasi.Sudah 3 hari Prince tak bisa tidur memikirkan hari ini, pria itu terlihat bahagia dan takut di waktu yang bersamaan. Bahagia karena Niana sudah memiliki pendonor yang tepat. Dan takut jika pada akhir