Share

Part 14

Part 14

“Kamu punya teman curhat sejak dulu?”

“Tidak.”

“Kenapa?”

“Aku malu bercerita.”

“Jangan malu bercerita asalkan pada orang yang tepat,” kata Aini lagi.

“Aku belum menemukannya.”

“Kamu boleh cerita sekarang,” bujuk Aini. “Pada aku. Dan aku janji tidak akan memberitahu pada siapapun,” janji Aini.

Cika menangis dan mulai bercerita. Aini pura-pura terkejut agar Cika tidak marah kalau ia sudah melihat tulisan ungkapan hatinya.

“Kenapa dia membenciku?” tanya Cika.

Aini diam. Memikirkan apa yang tepat untuk dikatakan. Itu masalah yang serius. Masalah keluarga Cika. Namun, ia kasihan pada Cika yang tidak pernah tahu apa alasan ibunya demikian.

Mereka sama-sama diam, menikmati sinar rembulan yang berjalan semakin ke tengah. Angina malam berdesir halus menerpa wajah keduanya.

Aini seharusnya tidak perlu masuk terlalu jauh pada kehidupan Aira dan Cika. Ia semestinya abai dengan apa yang menimpa kedua anak itu. Namun, hatinya begitu sakit mendapati kenyataan jika teman-teman kecilnya itu me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status