Share

64 — Perut Ameera Kram

Hujan telah reda. Tiga jam berikutnya.

“Itu planet Mars.” Jicko memberitahu. Tangannya menunjuk ke langit. Mereka sedang meneropong luar angkasa di atas atap mobil. Menggunakan lensa teropong jelajah luar angkasa paling canggih. Ada dua kursi di atas atas off-road itu.

Sementara sembari mengamati luar angkasa, tangan mereka saling berpegangan. Ameera memasukkan tangannya ke dalam saku coat sang suami. Benar sekali, malam ini amat dingin pasca hujan.

“Kalau yang itu?” tanya Ameera. Dia menunjuk bintang paling bersinar terang di sisi timur langit.

Jicko mengarahkan teleskopnya ke arah yang sang istri maksud. “Itu .., bintang timur mungkin.”

Jicko kemudian melirik istrinya. Pasal soal perbintangan, planet dan luar angkasa, Jicko kurang paham sama sekali. Tetapi dia paling suka mengamati malam. Cukup indah untuk disaksikan.

“Pake ini. Nanti kamu kedinginan." Jicko mengikatkan syal di leher sang istri. Ada bercak merah di sana. Dia malah tertawa. Itu hasil ciptaannya.

“Makasih, Mas.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status