Share

Meminta Keadilan

“Kenapa kau pulang?!”

Sonya yang baru membuka pintu rumah, lantas mendapat serangan tatapan maut dari sang tuan. “Nyonya Helga yang memintaku pulang lebih dulu, Tuan. Nyonya bilang akan menyusul setelah urusannya selesai,” jelas Sonya dengan perasaan sangat ketakutan dan merasa ngeri usai mengamati penampilan Hadyan yang berantakan, sekaligus mendapati ekspresi pria itu yang tampak ganas tertuju padanya.

“BAGAIMANA BISA KAU MEMBIARKANNYA PERGI SENDIRI?!” teriak Hadyan yang menatap galak Sonya. Salah satu tangannya menempelkan benda berbentuk pipih ke telinga. Napasnya ngos-ngosan seperti orang sehabis berlarian.

Jika saja kesabaran Hadyan setipis bulu matanya, Sonya tidak yakin dia masih diperbolehkan tinggal dan bekerja di sini. Sonya yakin, Hadyan begitu menahan emosi untuk tidak melakukan hal di luar batas wajar. Beruntung sekali, tuannya itu tidak pernah main tangan dengan perempuan.

“Kau membiarkannya lolos!”

Setelah mendapat pesan p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status