Share

Penyesalan Elyas

Cuaca tidak terlalu panas. Angin berhembus sepoi-sepoi menerbangkan dedaunan kering, ketika Ayesha menuntun Adam yang sejak tadi sudah mau melepaskan diri untuk berlarian di tempat itu.

“Biar saya jaga Adik Adam, Bu.” Nur mengikuti Adam yang tidak berhenti berlarian itu.

“Sudah, biar saja. Nanti kalau sudah bosan dia akan cari kita!” Hilbram mengajak Ayesha segera menunaikan ziarahnya. Mereka membawa banyak pengawal untuk menjaga. Hilbram sudah tidak khawatir lagi. Apalagi semua sudah diclearkan.

“Hati-hati ya, Nur. Jangan biarkan terlalu jauh!” Ayesha berpesan pada pengasunya itu.

“Baik, Nyonya!” tukas Nur dan langsung mengejar Adam yang langsung ngibrit saat terlepas sedikit saja.

Ayesha hanya menggeleng-geleng dengan anak yang aktifnya bukan main itu. Lalu mengikuti sang suami menuju makam kedua orang tuanya.

Sama seperti saat mereka mengunjungi makam orang tuanya terakhir kali, ada bunga-bunga segar yang hanya terlihat di atas makam ibunya. Sementara makam ayahnya yang b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status