"Tuan Zack adalah menantuku!" Bagas mendadak ketakutan saat mengetahui kalau ternyata Zack menantu Sisilia. Perlahan kepalan tangannya melemas.
"Dia suaminya Celine, Kakaknya Jesica!""Apa kau sudah mendengarnya sendiri? Pergi! Pergi atau aku ..." Zack mengangkat kepalan tangannya kembali.Preman pasar yang terkenal kejam lari tunggang lantung sampai menabrak pintu. Jony yang melihatnya menyembunyikan senyumnya karena di rasa sangat lucu."Sekali lagi kau aku tak kau berbuat kotor di tempat ini, maka akan aku pastikan dia pulang hanya tinggal nyawa!" Lagi-lagi Sisilia sulit menelan ludahnya, takut.Dia menggeleng cepat dengan keringat dingin yang bercucuran dari keningnya."Jony, kita pulang sekarang!""Siap, Tuan!"Baru saja Zack keluar rumah, dia berpapasan dengan Jesica yang baru saja pulang dari sekolahnya.Gadis lincah itu terkejut saat pria tampan bertubuh kekar itu keluar dari rumahnya."Astaga, kenapa Tuan Zack tidur di sini!" Celine mengambil selimut dan menutupi tubuh kekar itu sampai ke lehernya agar Zack tidak merasa kedinginan.Selesai mengambil sesuatu di dalam laci meja riasnya, Celine kembali keluar kamar.Kreb!Zack terbangun saat Celine menutup pintu, padahal suara itu tidak kencang, bahkan terdengar halus.Dia memandangi tubuhnya yang sudah terbungkus selimut seketika tersadar kalau selama ini dia tidak pernah melakukan ini padanya, bahkan Zack membiarkan Celine tidur meringkuk kedinginan di atas sofa setiap malam.Dia duduk sambil melamun entah apa yang sedang di pikirkan.***"Ibu, aku pamit untuk ke pasar ikut dengan Delisa! Hari ini aku sangat bosan di rumah, jadi tidak ada salahnya jika aku ikut dengannya.""Pergilah, Nak! Beli apa saja yang kamu inginkan." Betapa baiknya Veronica."Terima kasih, Ibu."Wanita yang kini memakai dress pendek
"Masuk!" Kini mobil yang berhenti di depan Celine tergantikan dengan mobil Zack yang berhenti di depannya dan menyuruhnya untuk masuk."Masuk, aku bilang masuk!"Dengan ragu Celine dan Delisa masuk dalam posisi, Delisa duduk di kursi belakang, sementara Celine duduk di depan di samping Zack menyetir."Siapa tadi?" Celine spontan menoleh ke samping pada Zack yang fokus memandang ke depan."Tadi yang mana, Tuan?""Astaga, kenapa kau begitu bodohnya! Tadi, mobil yang berhenti di depanmu, ck!""Oh, yang mobil tadi? Itu hanya orang yang menanyakan alamat.""Oh," jawab Zack singkat karena sempat memikirkan yang tidak-tidak."Memangnya kenapa, Tuan?""Tidak masalah! Siapapun itu aku tak perduli," jawabnya dengan ketus. Celine hanya menghela nafas kasar karena merasa aneh dengan suaminya ini.Sebentar bertanya, sebentar tak perduli.Tidak banyak suara dari mereka, ketiganya sibuk dengan pikira
"Hei, berhenti!"Dugh!Dugh!Dugh!"Berhenti, aku bilang berhenti.""Eh, ada apa ini, Pak? Siapa meraka?""Saya tidak tau, Non! Sepertinya mereka komplotan orang-orang jahat, Non" ucap pak sopir khawatir.Celine yang berada di dalam taksi ketakutan saat sebuah mobil tiba-tiba mengejarnya. Salah satu dari mereka keluar dari jendela pintu dan menggedor-gedor taksi yang Celine naiki.Perasaan Celine tidak punya masalah dengan siapapun, lalu apa tujuan mereka menyuruhnya untuk berhenti."Jalan terus, Pak. Jangan berhenti!" Namun semakin cepat taksi itu melaju, mereka semakin kencang memancal pedal gasnya dan ...Ciiittt!Mobil itu menyalip dan menghalangi jalan yang membuat taksi berhenti seketika."Turun! Turun sekarang!" ucapnya sambil menunjuk-nunjuk ke arah Celine."Siapa kalian? Aku tidak mengenal kalian!" Teriak Celine enggan untuk keluar."Jangan banyak ta
"Kalian tunggu di sini, jangan bergerak sebelum aku memberi aba-aba!"Dari kejauhan Zack yang sudah melihat pergerakan mereka sengaja menyembunyikan ke tiga anak buahnya.Sebenarnya siapa mereka dan apa maunya meraka karena pada sambungan telepon mereka tidak meminta uang.Lalu apa tujuan meraka memanggil Zack datang kemari."Siap, Tuan." Dengan gagahnya Zack berjalan menemui meraka di dalam kegelapan.Dia tidak menyangka mau yang menculik Celine ternyata ..."Selamat datang, Tuan muda Welyoston! Senang bertemu dengan anda kembali.""Kau? Rupanya kau yang ingin main-main denganku?" Bagas tertawa."Iya aku. Dan kau ingin lihat dimana istrimu sekarang?" Prok!Prok!Salah satu anak buah Bagas membawa Celine keluar dari tempat persembunyian dengan posisi tangannya terikat ke belakang. Kasar sekali meraka menyerat agar Celine menyaksikan sendiri bagaimana Bagas memberi pelajaran
"Em, aku ada di mana ini?" Veronica dan Granella yang semula duduk di sofa yang berada di dalam ruang rawat secepatnya menghampiri saat melihat Celine yang mulai tersadar."Celine. Celine kau sudah sadar, Nak.""Ibu, aku ada dimana sekarang? Tuan? Tuan Zack?""Kamu berada di rumah sakit! Zack!" Saat itu juga Zack masuk. Celine memandang sesaat pada laki-laki yang kini berdiri memandanginya."Tuan apa kau baik-baik saja?" Zack hanya diam sembari menghampirinya.Veronica dan Granella menjauh, memberi ruang untuk mereka bicara."Kenapa kau lakukan ini?" Ucapan Zack begitu tegas."Aku hanya tidak mau melihat Tuan terluka. Bagas mengatakan ingin membuat Tuan lumpuh, aku mendengar sendiri dia bicara dengan anak buahnya.""Owh shit!" Zack menghela nafas kasar.Merasa dirinya sudah baik-baik saja, Celine melepas selang oksigen yang menutupi mulutnya dan mencoba untuk duduk.Bekas luka di punggungnya me
"Hai gaes, astaga sorry aku baru ampai sekarang. Aku meluncur dari rumah sakit ke sini, temui kalian."Saat Granella pergi sebentar dengan Veronica di tengah perjalanan dia mendapatkan telepon dari teman-temannya yang sudah menunggunya di cafe.Sesampainya di sana dia memicingkan matanya saat melihat beberapa teman wanita datang bersama pasangan masing-masing. Tiga orang wanita, dan tiga orang pria sudah menunggunya di sana.Mereka memang kerap kali berkumpul membuat sebuah geng sosialita hanya sekedar untuk makan dan minum, membuang penat di tempat itu.Namun kali ini Granella di buat terkejut. Pasalnya baru kali ini mereka seperti kompak membawa pasangan kekasihnya."Astaga, kalian ..!""Ya ampun, lama sekali kau Granella, lihat! Makanan yang sudah aku pesankan untukmu sudah dingin menunggu majikannya menyantap," ujar salah satu temannya bernama Fransisca.Merasa tidak enak hati Granella pun menikmati minuman yang tema
"Kakak ...!" Granella terlihat begitu senang sepulang dari cafe.Dia berlari menghampiri Celine yang berada di dapur sedang membuatkan kopi untuk suaminya."Astaga, Granella dari mana saja kau? Kenapa kau tidak pulang denganku dari rumah sakit?""Maaf, Kak. Aku tidak tau kalau hari ini Kakak pulang dari rumah sakit. Aku di panggil teman-teman, jadi aku pergi temui mereka." Namun Celine memicingkan matanya.Seperti ada yang berbeda pada adik iparnya ini. "Kau kenapa? Sepertinya hari ini kau sangat bahagia, Granella?"Granella terlihat salah tingkah. "Apa yang Kak Celine katakan. Aku biasa saja." Pertanyaan Celine seketika membuah Granella malu."Aku tidak percaya. Kau pasti sedang ..." Celine sengaja menggoda Granella yang wajahnya semakin memerah."Kakak!" gerutu Granella kasal.Melihat dua wanita yang sedang bercanda di bawah, Zack turun ke lantai dasar dan menghampiri mereka."Akan aku katakan pada Ib
"Celine mengatakan kalau Mama menderita gagal jantung.""Apa?" Granella spontan menutup mulut dengan kedua tangannya.Betapa terkejutnya dia, padahal selama ini dia mengira kalau Veronica sakit hanya karena faktor usia. Salah mereka yang tak pernah ada waktu untuk ikut memeriksakan kondisi mamanya.Dokter pun tak lantas memberitahu Veronica sendiri karena menunggu dari pihak keluarganya datang."Astaga, apa Mama sendiri tau soal ini, Kak?" Zack menggeleng."Sepertinya Celine sengaja merahasiakan soal ini dari Mama. Kemaren dia menceritakan semuanya pada Kakak.""Tapi kenapa dia tidak menceritakannya padaku!" Granella mengira kalau Celine sengaja menyembunyikan darinya."Itu karena Kakak yang minta. Kakak memintanya untuk diam! Biar Kakak yang bicara denganmu.""Terus langkah apa yang harus kita lakukan, Kak?""Celine mengatakan ada dua cara untuk menyembuhkan penyakit Mama. Yang pertama pemasangan ring