Share

Bab. 26 : Bukan Salah Takdir

Rey menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulut Delisha, dan wanita itu pun mulai mencicipinya.

Delisha membulatkan sempurna kedua bola matanya, lalu berkata, "Rey!" Delisha menimpuk bahu Rey seraya menutup mulutnya.

Bukan karena masalah masakannya. Namun, karena suaminya yang tiba-tiba mengecup pipi tembemnya.

Entahlah, Delisha sendiri tidak tahu mengapa suaminya itu begitu jahil terhadapnya, dia suka sekali membuat orang kesal.

"Bagaimana? Enak, kan?" tanya Rey.

"Eum … karena masakan aku sendiri. Jadi, aku bilang enak saja deh."

"Kamu sekarang sudah pintar masak."

"Ibu yang mengajarkan aku masak."

Delisha mengambilkan dua piring nasi goreng, lalu menaruhnya di atas meja makan. "Kita sarapan dulu baru berangkat kerja," katanya.

Rey menggeser kursi ke arah kursi Delisha, lelaki itu pun duduk di samping istrinya.

Ini kali pertamanya lelaki itu dimasakan oleh seorang wanita yang sudah menjadi istrinya, tinggal di rumah yang sederhana yang terbuat dari kayu, udara pegunungan yang begitu sega
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status