Share

39. Dia Hanya Milikku.

Keceriaan mereka hilang seketika dua orang berdiri di sana wajah mereka terlihat begitu lelah setelah perjalanan yang memakan waktu kurang dari empat jam.

Intan yang menyadari adanya Pelangi dengan manja bergelayut di lengan Langit.

"Kamu ada di sini juga Pelangi? Wah. Kebetulan ada yang ingin kami bicarakan nanti. Benarkan mas?" Intan menggoyangkan lengan Langit.

Menyadari adanya Pelangi bersama dengan orang tuanya Langit berusaha untuk melepaskan tangan Intan yang menggabit lengannya kuat.

"A– assalamualaikum, Abah, Umi." Langit melepaskan tangan Intan kali ini lebih kuat dari sebelumnya. Meraih tangan Abah dan Umi walau di tolak secara halus oleh mereka.

"Tangan kami kotor, duduklah di depan. Kami akan kesana nanti."

Melihat Langit mengangguk Abah dan Umi sontak menoleh kearah Pelangi wajah cerianya hilang walau senyum itu masih ada di sana.

"Nak kamu baik-baik saja?" Umi mengusap punggung putrinya dengan lembut.

Sebagai seorang wanita tentu Umi tahu apa yang dirasakan oleh Pelan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status