~Happy Reading All~
******
Pagi telah menyambut. Hari baru telah tiba dan menyapa indera penglihatan setiap manusia yang masih terlelap dalam buaian mimpi.
Jarum jam menunjukkan angka lima. Bunyi jam beker mengganggu telinga seorang gadis yang masih memimpikan seseorang di alam bawah sadarnya. Banyu tengah bertandang dan sesaat kemudian berubah menjadi Arsaka.
Tantri terkejut dalam mimpinya. Ia seketika terbangun. Deru napas memburu membuatnya merasa bak mendapat mimpi buruk dan teguran lewat bunga tidurnya.
"Astaghfirullah, kok bisa aku mimpiin manusia es kayak dia! Ya Allah, semoga hari ini dan seterusnya hamba tidak berurusan dengan orang sepertinya. Aamiin.." doanya pada sang pemilik kehidupan. Ia meraup wajah lusuhnya sehabis bangun tidur berharap semesta mengamini doanya.
Mengelus dada sambil mengisi rongga pernapasannya dengan udara segar adalah cara jitu melepaskan efek mimpi buruk yang baru saja ia alami.&nbs
~Happy Reading All~******"Sepertinya dia udah punya pacar! Itu buktinya!" pekik Yadi sambil menunjuk ke arah Banyu yang datang dari arah berlawanan dengan motor sport berwarna hitam.Banyu yang kala itu tampak terlihat macho dan menawan di balik helm, kini membuka penutup kepala lalu menyunggingkan senyum pada Tantri."Aku nggak ngurusin itu, Pak! Bapak tahu 'kan aku di sini hanya untuk cari tahu siapa sebenarnya dia bukan mengurusi kisah hidupnya. Peduli amat, Pak!Punya pacar atau nggak, nggak ngaruh ke dalam hidupku. Aku nggak habis pikir aja, kenapa Mama bersikeras buat nyuruh aku nikahin anak nggak jelas kayak dia!" terang Arsaka di kursi penumpang sembari menyandarkan kepalanya yang sedikit pening karena tidur di sofa rumah sakit demi menjaga sang ibu.Yadi mengangguk paham daripada bernasib buruk apabila menyanggah perkataan sang bos muda. Di saat majikan utama terbaring lemah di bed rumah sakit, Yadi diminta menja
~Happy Reading All~******"Oke, tanyakan saja apa yang kamu mau!" balas Josh, manager personalia di gedung miliknya.Arsaka menghempaskan tubuh lelahnya di atas kursi seberang Josh tanpa dipersilakan lebih dulu. Josh bisa memaklumi atasannya mau berbuat apa pun di dalam ruangannya.Josh memilih menunggu dengan sabar."Bagaimana caramu menerima karyawan yang masuk ke RR Grup?" tanya Arsaka serius."Dengan interview lebih dulu, Bro. Hanya orang-orang terpilih dan memenuhi kualifikasi bisa masuk ke dalamnya. Aku tidak pernah memakai jalan belakang pada siapa pun untuk menerima mereka. Aku bersumpah!" yakin Josh karena ia memang selalu jujur dalam melakukan pekerjaannya."Tidak usah seserius itu bicara padaku! Aku hanya ingin kamu melakukan hal kecil untukku!" ucap Arsaka seraya menyeringai. Tampak sedikit.. Menakutkan.Ada apa ini?"Baiklah, apa yang kamu mau aku lakukan untukmu?"&
~Happy Reading All~******Di dalam lift yang mengangkut dua manusia berbeda gender itu, Tantri tampak terlihat cemas. Ia diam seribu bahasa tanpa mau berbicara sepatah kata pun. Seolah ia sedang mempersiapkan hati dan mentalnya menghadapi pimpinan RR Grup.Josh yang berdiri di samping Tantri hanya sesekali menatap iba. Gadis kecil yang biasanya tampak periang kini mendadak berubah menjadi sosok pendiam. Tak seperti biasa."Tantri!" panggil Josh memecah keheningan.Tantri menoleh. "Iya Pak, ada apa?" tanya balik Tantri."Jangan khawatir, aku akan memperjuangkan hakmu bisa tetap bekerja di sini!" ucap Josh yakin. Ia berusaha menguatkan Tantri.Tantri menanggapi dengan senyum manis yang terpatri di kedua sudut bibirnya membentuk lengkungan sedap dipandang.Satu kata untuk gadis ini. Cantik!Oh tunggu, ralat! Polos jawabnya.Josh merogoh ponsel dari dalam saku celana karena m
Tantri menunggu jawaban keluar dari bibir Arsaka. Apa pun itu ia harus tahu demi mengobati rasa penasaran yang begitu membuncah. Tiba-tiba dipecat tanpa sebab yang pasti membuatnya keukeuh menemukan jawaban yang mungkin saja akan terdengar tidak masuk akal. Tapi, ia tak mempermasalahkannya.Office girl. Ini adalah pekerjaan pertamanya setelah lulus sekolah menengah atas dan kini ia dipecat tanpa hormat seperti ini, siapa yang tidak marah? Ia harus memperjuangkan haknya, meski tak ada Josh maupun Banyu di belakangnya untuk mendukung dirinya. Ia yakin dapat menerima konsekuensi yang sebentar lagi terungkap dari seorang Arsaka."Namira!" panggil Arsaka pada sekretaris pribadinya yang lebih tua beberapa tahun darinya."Iya, Pak Saka!" jawabnya cepat dan penuh kesopanan."Tolong tinggalkan kami berdua dan kembali kerjakan tugasmu!" titah Arsaka tak menerima bantahan."Baik, Pak!" jawab Namira.Namira yang telah
Arsaka terdiam. Ia menimang-nimang sesuatu dalam pikirannya, hendak ia keluarkan atau cukup ia sendiri saja yang tahu, jujur saja, alasannya nanti pasti akan terdengar tidak masuk akal.Ya, alasan konyol!Bukankah wajar jika seorang pembesar seperti dirinya bertindak seenaknya? Ini adalah kantor milik ibunya dan dapat dipastikan akan jatuh ke tangannya karena dirinya adalah anak tunggal. Tapi melihat keteguhan gadis itu yang terus mendesaknya membuat ia dilema.'Ah, baiklah! Kalau ini yang kamu mau!' batin Arsaka."Apakah kamu tahu sejak pertama kali aku bertemu denganmu membuatku tak segan untuk langsung membencimu? Karena kamu adalah orang pertama yang membuat aku dan ibuku bertengkar.Apa yang kamu ucapkan pada ibuku sampai-sampai beliau menginginkan aku untuk menikahi gadis sepertimu? Jangan-jangan kamu memakai mantra tertentu?" ungkap Arsaka dengan senyuman sinis terbit di wajahnya.Tantri tak menduga
Arsaka balas menatap wajah sendu Tantri. Ia bisa merasakan ada rasa sakit di dalam hati gadis itu. Sungguh, ia tak menyangka bahwa ia masih bisa bersimpati padanya. Sekelebat kejadian tiba-tiba membanjiri pikirannya. Ia tampak bersalah pada gadis miskin yang baru saja ia pecat. "Kamu boleh bekerja di sini lagi! Asal dengan satu syarat, jangan pernah berpapasan denganku ke depannya!" tegas Arsaka. Tantri mengernyit heran. Kepalanya mendadak pening. Sepertinya pria si hadapannya memang bermasalah dengan isi di dalam otaknya. "Terima kasih atas tawaran Bapak Arsaka yang baik. Tapi tidak perlu anda lakukan, karena setelah mendengar pemecatan dan alasan yang telah disampaikan Bapak pada saya sudah cukup menjadi penguat bagi saya untuk segera keluar dari perusahaan ini. Sekali lagi terima kasih, Pak Arsaka!" tolak Tantri mentah-mentah sembari mengulas senyum tipis. Tantri membungkukkan badan sembilan puluh derajat dan b
Tantri berupaya mengembalikan amplop di tangannya pada Josh. Bagaimana pun juga dirinya sudah tidak bekerja lagi di perusahaan ini. Untuk apa lagi ia menerima uang yang bukan haknya?Gadis muda nan cantik itu tersenyum sebelum akhirnya beranjak dari tempat duduknya sementara waktu."Pak Josh, maaf saya mau pulang. Saya merasa sudah tidak memiliki hutang atau beban apa pun di sini. Permisi, Pak!" ungkap Tantri setelah meletakkan amplop itu di atas meja.Josh yang menangkap basah ulahnya segera mencegah kepergian Tantri."Jangan pergi dulu, Tantri! Terimalah ini! Maafkan aku karena gagal menyelamatkanmu dari amarah pimpinan. Aku menyukai cara kerjamu, pasti aku akan merindukan segala tentangmu," ungkap Josh jujur yang sebenarnya dapat membuat siapa pun yang mendengarnya berpikiran ambigu.Tantri mengangguk mantap."Terima kasih juga Pak, sudah mengijinkan saya bergabung dengan perusahaan ini. Dan untuk uang
Banyu menunggu penjelasan Tantri. Ia merasa tak dianggap oleh gadis cantik itu. Apakah dirinya tidak berharga sama sekali dalam hidup Tantri? Kenapa hal sepenting ini ia ketahui dari beberapa teman sejawat Tantri di sini? Segala macam pertanyaan menelusup ke dalam hati pemuda tampan tersebut. "Jawab aku, Tantri!" paksa Banyu. Tak berani melihat sepasang netra hitam di hadapannya, Tantri lebih memilih memalingkan pandangannya ke arah lain. Tangannya bergetar hebat. Ia tak mampu menjelaskan hal itu pada Banyu. "Tantri!" panggil Banyu, kali ini terdengar lebih melunak dibandingkan beberapa detik sebelumnya yang begitu menggebu. Tantri perlahan menghadapkan wajahnya ke arah pemuda bertubuh tinggi nan tegap tersebut dengan malu-malu. Ia meragu untuk beberapa saat. Tapi pemuda itu terus menunggu jawabannya. Menghela napas berat dan panjang, Tantri mengulum bibirnya ke dalam sembari merancang segala jawaban