Share

Bab 43

"Tentu saja bisa, karena Keenan ..."

"Keenan? Kenapa? Apa yang dia bilang?" Potongku cepat, entah kenapa aku selalu tak sabar dan emosi saat mendengar nama itu.

"Karena Keenan yang memberi tahu mama jika ibu mertuamu itu sedang dirawat di rumah sakit. Ah, tidak. Jangan bilang pada mama jika Luna tak memberitahumu sebab kalian berdua sedang bertengkar," tebak mama yang lagi-lagi membuat kerongkonganku tercekat.

"Itu tidak benar, kami berdua baik-baik saja."

"Benarkah? Jika begitu kau pasti tahu keadaan ibu mertuamu, Rei."

Untuk kali ini akhirnya aku terdiam. Entah mengapa rasanya ada selalu sulit berkelit pada mama.

"Sudahlah, nanti mama telepon Luna atau Keenan saja, bicara denganmu sama saja seperti bicara dengan tembok. Kau selalu saja tidak peka dengan orang di sekelilingmu," ujar mama lalu memutus sambungan teleponnya.

"Keenan, kenapa harus selalu dia?"

Mendadak hatiku kembali kesal mendengar nama itu.

"Apa bagusnya sih anak cengeng itu? Pemuda dua puluh satu tahun yan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status