Share

64. Pikiran Kotor Alice

Belum sempat Alice meralat keputusan, sang suami sudah lebih dulu merapat. Tak tahu lagi harus berbuat apa, ia akhirnya memejamkan mata. Tangannya terkepal erat di depan dada, bersiap menghadapi letupan besar dalam jantungnya.

Namun, ketika bibir Edmund tiba, ketegangan luntur. Kehangatan perlahan bercampur dengan rasa bingung. Saat ia membuka mata, Edmund menyambutnya dengan senyum.

"Kenapa kau mengecup keningku?" Alice berbisik.

"Itu yang selalu kulakukan setiap kali kau tidak bisa tidur. Apakah cukup?"

Alice berkedip-kedip dalam diam. Mulutnya yang membuka kesulitan memilih kata. "Kau bilang mau mencicipiku?"

Sebelah sudut bibir Edmund terangkat lebih tinggi. "Ya, aku bilang mau mencicipimu, bukan memakanmu. Kau mengharapkan sesuatu yang lebih?"

Napas Alice kembali tertahan. Kakinya merapat. "Tidak. Tadinya kupikir kau mau melewati batas."

"Bukankah ini melewati batas?" Edmund mengulang kecupan, tetapi di pipi. "Bukankah aturannya aku harus menjaga jarak darimu? Lihat jarak kita se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status