Share

Aku Sudah Sering Melihat Tubuhmu, Jadi Untuk Apa Kau Malu?

‘A-apa dia baru saja menyebut namaku?’ Jade bergeming dalam hatinya.

Wajahnya tampak bingung mendapati Anais menahan tangannya. Biasanya wanita itu hanya memanggil nama sang suami saat berdebat karena saking kesalnya, tentu saja sekarang Jade tercengang.

‘Mungkinkah aku tadi salah dengar?’ Pria itu mengambil kesimpulan sebab ucapan Anais memang amat pelan.

Akan tetapi, asumsinya pecah saat Anais kembali bertutur, “t-tolong jangan tinggalkan aku, Jade.”

Manik abu sang pria melebar, sensasi panas pun naik ke pipinya hingga membuat wajahnya memerah saat mendengar jelas ucapan Anais ini. Ketika Jade menoleh, dia mendapati wanitanya mengernyit seakan mencari kehangatan, dan tangan Jade adalah salah satu penawar yang tepat.

Jade pun menekuk lututnya dan duduk berjongkok di samping ranjang tempat Anais berbaring.

“Apakah kelinci nakal akhirnya jinak?” tuturnya pelan masih dengan raut wajah datar.

Dia menjatuhkan pandangan ke tangan Anais yang menggenggamnya erat. Sebelah tangannya memb
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status