Share

Bab 23

Bab 22

"Aku hanya akan mengakui Dia anakku setelah ada tes DNA."

"Tapi Rel, aku ingin kamu menemaniku. Aku sedang kontraksi sekarang." 

"Aku bilang gak mau ya gak mau!" kata Farel dengan nada tinggi. 

Luruh sudah air mataku mendengar ucapan Farel, sakit akibat kontraksi di perutku bahkan tak bisa mengalahkan rasa sakit di hatiku akibat ucapan tajam yang melukai hati dari mulut Farel. Entah dimana hati nuraninya sebagai seorang suami, dimana tanggung jawabnya.

"Aku ingin tes DNA," ujar Farel begitu anak kami lahir. 

Ya Allah, bahkan laungan adzan pun belumpun dia lantunkan, sudah membahas DNA. 

Ku usap lembut kepala anakku yang masih merah itu lalu kucium keningnya.

"Adzani dulu Rel!" pintaku pada Farel. 

Dengan ekspresi wajah terpaksa, Farel mengambil bayi kami dari pangkuanku. Sedetik kemudian lantunan indah suara Farel yang mengumandangkan adzan, terdengar merdu.

***

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status